Pertanyaan tersebut akhirnya melahirkan pandangan hedonisme. Pada masa itu hedonisme bukan untuk menggambarkan perilaku negatif, melainkan untuk mendeskripsikan esensi dari eksistensial manusia di muka bumi ini.
Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Sering Minum Teh Tawar Panas, Ternyata Banyak Manfaat!
Jawaban atas pertanyaan Socrates yang kemudian menjadi pandangan hedonismeos atau yang sekarang dikenal dengan nama hedonisme ini berawal dari pemikiran beberapa filsuf lainnya, seperti Aristippus dan Epikuros.
Kedua filsuf tersebut memiliki pandangan berbeda terhadap hedonismeos. Aristippus menggambarkan semua kesenangan manusia bersifat fisik, begitupula dengan ketidaksenangannya.
Sedangkan Epikuros mengartikan hedonismeos adalah kebahagiaan manusia harus didapat dengan menyeimbangkan hal positif dan negatif.
Berbeda dengan Aristippus, Epikuros menanamkan sisi-sisi spiritual pribadi individu di dalam pemikirannya.
Selanjutnya berbagai orang yang mendeskripsikan pemikiran ini di masa-masa modern pada akhirnya memiliki pandangan dengan garis besar yang sama.
Bahwa hedonisme adalah pandangan seseorang yang berusaha hidup untuk mencari kesenangan sebagai tujuan paling utama, terutama untuk dirinya sendiri.
Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Sering Minum Teh Tawar Panas, Ternyata Banyak Manfaat!
3. Sisi Positif dan Negatif Hedonisme
Bila melihat makna dari hedonisme pada awal munculnya pandangan ini, maka hedonisme bukanlah suatu hal yang benar-benar buruk. Mencari kesenangan dalam hidup bukanlah hal yang salah di kehidupan yang singkat ini.