LABVIRAL.COM - Apa itu asuransi? Pertanyaan ini banyak dilontarkan warga Indonesia di mesin pencarian Google.
Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan menyalurkan risiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya.
Jenis-jenis Asuransi
Baca Juga: Kapan Puasa Arafah 2023? Ini Jadwal Menurut Pemerintah dan Muhammadiyah
Tips Mengelola Keuangan Sebelum Mendaftarkan Asuransi
1. Cek Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan sangat mempengaruhi kemampuan bayar premi (biaya asuransi). Jika kondisi keuangan bermasalah, tidak disarankan untuk membeli produk asuransi yang manfaatnya luas. Takutnya keputusan ini malah membebani finansial keluarga dan menghalangimu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Coba hitung total pemasukan pribadi dan pasangan, lalu dikurangi dengan pengeluaran rutin dalam satu bulan. Jika ada cicilan, langsung saja kurangi.
Jika sisa gajinya cukup untuk bayar asuransi, tak ada salahnya untuk melirik produk asuransi kesehatan bagi keluarga tercinta. Tentunya dengan tidak mengabaikan tabungan dan investasi untuk masa depan, ya!
Baca Juga: NVIDIA Hidupkan NPC dengan AI, Beri Pengalaman Unik Bagi Gamer
2. Mengenal Kebutuhan Keluarga
Setiap keluarga membutuhkan produk kesehatan yang berbeda-beda. Jika anggota keluarga baik-baik saja, tidak memiliki riwayat penyakit kritis, dan mengidap penyakit turunan, maka tak perlu membeli produk asuransi kesehatan termahal.
Selama produk tersebut dapat mengcover penyakit secara umum, itu sudah lebih dari cukup. Ini merupakan salah satu trik penghematan agar uang untuk bayar premi tidak sia-sia.
Lagipula manfaat asuransi itu sendiri dapat diperluas kalau memang dibutuhkan. Dengan catatan, premi asuransinya otomatis meningkat ya!
Baca Juga: Apa Itu Coli? Kenali Hukumnya dalam Islam
3. Menentukan Kelas Rawat Inap
Kamar rawat inap seperti apa yang diinginkan? Hal ini mempengaruhi besar kecilnya premi asuransi kesehatan.
Terdapat dua jenis kamar, yaitu VIP yang diisi oleh satu orang pasien dan sharing yang isinya dua pasien. Setiap jenis kamar memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, jadi pilihlah secara bijak untuk meningkatkan kenyamananmu dan keluarga selama proses pemulihan.
Silahkan diskusikan dengan pasangan kalau memang kesulitan memilih. Bisa juga bandingkan premi masing-masing kelas rawat inap. Jika tidak berbeda jauh, sebaiknya ambil kelas rawat inap VIP saja.
Baca Juga: Rekor Baru: 17 Orang Berada di Orbit Bumi Secara Bersamaan
4. Tambah Pemasukan, Tekan Pengeluaran
Mengingat premi asuransi keluarga mahal, mau tidak mau kamu harus berusaha menambah jumlah pemasukan. Caranya dengan mencari pekerjaan paruh waktu, sehingga sumber pemasukan menjadi dua. Jika cukup beruntung, bukannya tidak mungkin kalau pekerjaan sampingan dapat mengcover premi bulanan asuransi.
Dikala pemasukan bertambah, pengeluaran biasanya bertambah. Pun begitu, tahan godaan untuk mengeluarkan lebih banyak uang daripada yang seharusnya. Patuhilah anggaran belanja bulanan untuk memastikan keuangan keluarga tetap sehat.
Kurangi kebiasaan belanja impulsif, menggunakan diskon demi mendapatkan harga murah, dan lain sebagainya. Belilah yang menjadi kebutuhan agar pasak tidak lebih besar daripada tiang.
Baca Juga: Niat Puasa Arafah Terlengkap, Arab, Latin dan Terjemahannya
5. Tak Perlu Terburu-buru
Asuransi kesehatan memang produk yang penting, tapi tak perlu terburu-buru untuk memilikinya karena ini bukan perlombaan. Tidak ada yang menang maupun kalah.
Demikian karena kamu perlu membandingkan produk asuransi kesehatan dari beberapa perusahaan asuransi. Mana yang manfaatnya paling oke, biaya pertanggungan paling besar, dan memiliki rumah sakit rekanan terbanyak.
Bagaimana dengan premi murah? Nah, ini tidak perlu dijadikan tolak ukur yang mutlak. Premi murah, tapi manfaatnya terbatas ya untuk apa?
Baca Juga: Elektabilitasnya Paling Kecil, Muhaimin Iskandar Bilang Survei Bisa Dipesan Hasilnya
6. Tertib Membayar Premi
Poin terakhir adalah bayarlah premi asuransi secara tertib setiap bulan. Jangan sampai status polis dinonaktifkan, lalu salah satu anggota keluarga jatuh sakit. Bisa dibayangkan kesalnya?
Bayar premi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi sumber penghasilan keluarga cuma “satu pintu” saja. Tapi daripada harus bayar biaya perobatan pakai uang sendiri, tentu lebih boncos.
Ingatlah kalau biaya perobatan sangat mahal, terutama untuk mendapatkan layanan kesehatan terbaik. Berkorban sedikit tidak apa-apa demi keluarga tercinta. Benar, kan?***