LABVIRAL.COM-Berikut adalah profil dan karier Otto Toto Sugiri sebagai salah satu orang terkaya Indonesia dengan julukan 'Bill Gates Indonesia'.
Siapa tak mengenal sepak terjang Otto Toto Sugiri di dunia teknologi informasi (TI).
Dikutip dari Forbes, Otto saat ini tercatat sebagai salah satu orang terkaya dunia urutan 1.516 dengan total kekayaan mencapai USD 1,9 miliar atau setara Rp 28,5 triliun (kurs Rp 15.000).
Baca Juga: Profil dan Karier Coco Lee, Diva Hong Kong yang Meninggal Diduga Bunuh Diri
Profil Otto Toto Sugiri
Otto Toto Sugiri lahir di Bandung, Jawa Barat, 23 September 1953.
Otto menempuh pendidikan dari Rheinisch-Westfalische Techische Hochschule (RWTH) Aachen, Jerman, dengan gelar elektro. Ia lulus pada 1980.
Sosok yang akrab disapa Toto ini memilih menjadi sarjana teknik elektro karena ketertarikan di dunia pemrograman. Padahal sebelumnya ia ingin masuk jurusan kedokteran di Jerman.
Meraih gelar elektro di Jerman, Toto memutuskan pulang ke Tanah Air karena ingin merawat ibunya yang sakit.
Setelah pulang ke Indonesia, Toto mendapatkan proyek pertamanya untuk pemrograman lokal perangkat lunak perusahaan minyak di Papua.
Lalu, pekerjaan pertama yang dijalaninya adalah saat menjadi IT General Manager di Bank Bali pada 1983.
Ia menciptakan perangkat lunak untuk membantu kegiatan transaksional bank.
Berkat Toto, Bank Bali menjadi salah satu lembaga keuangan pertama di Indonesia yang melakukan transaksi melalui komputer.
Pada 1989, Toto mendirikan PT Sigma, yang kemudian diakuisisi oleh PT Telkom Indonesia dan berubah nama menjadi Telkom Sigma.
Baca Juga: Viral Video Mesum di Restoran Cepat Saji Jogja, Netizen Salfok Stiker Kampus di Laptop
Toto ikut mendirikan Indonet pada 1994. Perusahaan tersebut tercatat sebagai penyedia layanan internet pertama di tanah air.
Karier Otto Toto Sugiri di DCI
Dikutip dari Forbes, Otto memulai DCI pada 2011 dan membawanya menjadi pusat operator pusat data terbesar di Indonesia.
PT DCI Indonesia Tbk (DCII), perusahaan yang bergerak di bidang pusat data (data center).
DCI Indonesia merupakan data center Tier IV pertama di Asia Tenggara, yang didirikan pada 2011 dan beroperasi sejak 2013.
Sebagai pusat data Tier IV pertama di Asia Tenggara, DCI hadir untuk menyediakan layanan pusat data kelas dunia.
DCI adalah pusat data yang sengaja dibangun dengan total lahan 8,5ha. Sebagai perusahaan yang terus berkembang, DCI terus meningkatkan pelayanan dan juga menambah gedung dengan total daya 300 MW.
Sebagai perusahaan yang terus berkembang, DCI juga terus berupaya meningkatkan layanan.
Sebagai perusahaan pusat data terbesar dan terpercaya di Asia Tenggara, DCI juga sudah mengantongi sejumlah sertifikat.
Di antaranya ISO 27001, ISO 14001, ISO 45001, SOC 1 Type II, SOC 2 Type II, PCI DSS, Uptime Institute, POJK & IDX Compliance, TVRA, dan ISO 9001.
Baca Juga: Anthony Ginting dkk Sah Menjadi PNS
Berdasarkan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI), per 8 Februari 2023, kapitalisasi pasar saham DCII mencapai Rp89,87 triliun. Pada penutupan perdagangan 8 Februari 2023, saham DCII di posisi 37.700.
Dikutip dari situs perusahaan, Toto saat ini menempati posisi sebagai CEO dan Founder.
Sebagai pendiri dan CEO DCI, dia bertanggung jawab atas keseluruhan bisnis dan titik utama komunikasi dengan pemangku kepentingan utama, termasuk investor, mitra, pelanggan, dan publik.***
