Pernah Bangkrut Bisnis Alkes, Begini Kisah Chairul Tanjung

Dian Eko Prasetio
Sabtu 18 Maret 2023, 11:05 WIB
Chairul Tanjung (Sumber : CTcorp.)

Chairul Tanjung (Sumber : CTcorp.)

LABVIRAL.COM - Perjalanan Chairul Tanjung dalam berbisnis dapat menjadi motivasi bagi yang ingin menjadi pengusaha. Chairul Tanjung adalah nahkoda Trans Corp (Trans TV dan Trans7).

Sebelum sukses, ternyata Chairul Tanjung pernah meminum pil pahit kehidupan. Dia pernah gagal dalam berbisnis.

Dalam autobiografinya, Chairul Tanjung pernah menjalankan bisnis fotokopi hanya untuk membiayai kuliahnya. Dia juga pernah menjalankan bisnis alat kesehatan dan bisnis sepatu.

Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Mobil VW Tiguan Allspace Camping Edition, Buat Kamu Pecinta Kemping

Berikut Labviral.com coba ulas beberapa bisnis yang penah dijalankan Chairul Tanjung sebelum sukses seperti saat ini;

1. Bisnis Fotokopi dan Tinggal di Losmen Kecil

Chairul Tanjung (CT) yang merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia ternyata pernah tinggal di losmen kecil akibat merosotnya ekonomi keluarganya.

Kondisi ini tidak membuat CT putus asa, dia justru memulai bisnis kecil-kecilan. Hasil yang didapatkan digunakannya untuk membiayai kuliahnya.

"Sebetulnya menjadi pengusaha bukan karena pendidikan atau keturunan orang kaya, melainkan kepaksaan untuk membiayai kuliah," paparnya saat menghadiri acara peluncuran bukunya pada tahun 2012 silam.

CT menceritakan, bisnis fotokopi dijalankan karena melihat peluang dan potensi keuntungan. Kala itu, dia melihat kebiasaan para mahasiswa untuk fotokopi dokumen.

Baca Juga: Bisa Jadi Motivasi, Simak Kisah Sukses Konglomerat-konglomerat Indonesia

Para mahasiswa kala itu harus merogoh kocek hingga Rp500 untuk fotokopi 20 lembar buku diktat praktikum dari dosen.

CT akhirnya memutuskan membangun bisnis fotokopi bersama temannya. Dia menawarkan harga fotokopi lebih rendah, yaitu Rp150 per 20 lembar. Dia juga menjual buku diktat seharga Rp300.

Ide bisnis CT akhirnya laris manis, bahkan dia mampu menjual hingga 100 buku diktat dan memperoleh keuntungan sebesar Rp15 ribu.

Nah dari situlah insting pebisnisnya mulai muncul dan kesempatannya untuk mendapatkan puluhan ribu atau bahkan sampai jutaan mulai terasa lebih mudah.

Baca Juga: Mengenal QRIS dan Cara Menggunakannya

2. Bisnis Alat Kesehatan dan Kontraktor

Tak cukup hanya berbisnis Fotokopi, CT pun akhirnya memperluas bisnisnya ke sektor kesehatan.

Dia menjual berbagai peralatan kedokteran serta laboratorium di kawasan Senen, Jakarta Pusat.

Namun, usaha kesehatan tersebut mengalami kebangkrutan karena banyaknya pesaing. Bahkan pesaingnya bersebelahan dengan toko yang dibangun CT.

Setelah itu, CT juga sempat membuka bisnis kontraktor. Namun, lagi-lagi dia gagal. Pun begitu semangatnya tidak luntur begitu saja dan terus berusaha.

Baca Juga: Cocok untuk Keseharian dan Komersil, Falken Tawarkan Banyak Pilihan Tipe Ban Mobil

3. Bisnis Sepatu

Pada 1987, CT bersama tiga sahabatnya menekuni bisnis dan mendirikan PT Pariarti Shindutama.

Bermodal nekat, dengan modal awal mencapai Rp150 juta, empat sekawan tersebut mulai memproduksi sepatu anak-anak untuk diekspor ke luar negeri.

Memang yang namanya rezeki tidak kemana, perusahaan yang didirikan tersebut pun berhasil mendapat pesanan sepatu sebanyak 160 ribu pasang dari Italia.

Meskipun bisnis yang didirikannya kali ini lebih visioner, namun karena perbedaan visi dan misi terkait pelebaran sayap usaha, CT pun akhirnya memilih untuk mundur.

CT selanjutnya mendirikan usaha sendiri. Dia membangun Para Group yang membawahi beberapa sub-holding seperti Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).

Usaha ini sukses dan berubah nama menjadi CT Corp pada 1 Desember 2011.

Baca Juga: Mari Lihat Hebatnya Teknologi BlueLink, Fitur Keamanan dan Keselamatan Hyundai Creta

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini