LABVIRAL.COM - Kepolisian melalui Sub Direktorat Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Indonesia merilis daftar aplikasi di Google Play yang dapat mencuri data penggunanya.
Berbagai aplikasi tersebut berkedok untuk memudahkan aktivitas sehari-hari. Misalnya, untuk memudahkan pengingatan waktu sholat hingga kompas penunjuk arah. Namun sebenarnya, aplikasi tersebut mencuri data pribadi penggunanya.
Cara aplikasi ini adalah dengan seolah bekerja secara normal dan tidak melakukan pencurian data, tapi ternyata aplikasi ini mencuri alamat internet, melakukan pelacakan lokasi melalui GPS, hingga mengakses galeri foto pribadi penggunanya.
Baca Juga: 5 Cara Memutihkan Gigi dengan Bahan Alami
Pihak yang mencuri data tersebut adalah pengembang aplikasinya. Di mana pihak aplikasi ini merupakan pihak ketiga yang menggunakan Google Play untuk mendistribusikan aplikasi pencuri datanya.
Data pribadi yang dicuri bisa disalahgunakan untuk melakukan transaksi yang menguntungkan pencuri. Mereka bisa mengakses rekening bank dan dompet digital kita secara ilegal.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan aplikasi di smartphone kita. Apa sajakah aplikasi berbahaya itu?
Berikut aplikasi pencuri data yang perlu diperhatikan secara seksama.
Baca Juga: 3 Cara Ampuh Mengatasi Gigi Kuning di Dokter Gigi
1. Qibla Compass - Ramadhan 2022
Aplikasi ini telah diumumkan polisi siber Indonesia sebagai aplikasi pencuri data pengguna. Pengembang aplikasi ini adalah AppSourceHub.
Pengembang menyebutkan aplikasinya tersebut memudahkan mencari arah kiblat saat perjalanan. Aplikasi pencuri data yang dikembangkan AppSourceHub telah diunduh lebih dari 5 juta pengguna.
Pengembang menjelaskan aplikasinya juga mendukung fitur waktu salat, MP3 Al-Quran, konversi hijriah ke masehi dan sebaliknya, serta pengingat beribadah lain di Ramadhan 2022.
Namun perlu berhati-hati, jangan mengunduh aplikasi ini jika tak ingin data pribadi tercuri.
Baca Juga: 5 Kelebihan dan Kekurangan Mobile Banking, Akses Mudah tapi Rentan Pembobolan
2. Al-Moazin Lite (Prayer Times)
Aplikasi pencuri data selanjutnya adalah pengingat waktu sholat dan adzan. Pengembang aplikasi Al-Moazin mengklaim sebagai aplikasi yang paling akurat dalam hal menunjukkan waktu sholat untuk ponsel dan jam pintar.
Pengembang aplikasi pencuri data ini adalah Parfield. Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 10 juta pengguna dan punya rating 4,4. Jangan mudah tertipu hindari aplikasi pencuri data Al-Moazin.
3. WiFi Mouse (remote control PC)
Aplikasi pencuri data selanjutnya adalah Wifi Mouse. Berkedok sebagai aplikasi remot pengendali komputer dari genggaman HP, aplikasi pencuri data ini justru melakukan hal yang merugikan penggunanya.
Sayangnya, aplikasi pencuri data WiFi Mouse telah diunduh oleh lebih dari 10 juta pengguna dengan rating 4.4. Untuk kamu yang belum download, hindari saja aplikasi pencuri data ini, jangan pernah menginstalnya.
Baca Juga: Apa Perbedaan Internet Banking dan Mobile Banking?
4. QR & Barcode Scanner
Aplikasi pencuri data selanjutnya yang didistribusikan Google Play adalah pemindai QR dan barcode. Pengembang aplikasi ini mengklaim sebagai pembaca kode QR dan pindai kode batang alias barcode paling cepat.
Ngerinya, aplikasi pencuri data QR & Barcode Scanner ini memiliki rating cukup tinggi, yakni 4,8 bintang. Aplikasi ini juga telah diunduh oleh lebih dari 100 juta pengguna di Play Store.
5. Simple Weather & Clock Widget
Pengembang aplikasi pencuri data selanjutnya adalah Difer dengan aplikasi Simple Weather & Clock Widget.
Meskipun mengklaim sebagai aplikasi yang memudahkan pengguna untuk bisa mengetahui cuaca harian di banyak lokasi dengan fitur jam dan menyebut tanpa iklan dalam penjelasannya.
Namun perlu berhati-hati, jangan menginstal aplikasi pencuri data ini. Simple Weather & Clock Widget sebagai aplikasi pencuri data telah diunduh lebih dari sejuta pengunggah dengan rating 4,4.
Kalau kamu belum terlibat dengan aplikasi ini, lebih baik hindari. Jangan pernah menginstal aplikasi tersebut.
Demikian itu lima aplikasi berbahaya yang diduga terindikasi sebagai pencuri data pada pengguna versi polisi siber Indonesia.
Ingat, untuk berhati-hati dalam memanfaatkan sebuah aplikasi di smartphone kita.