Faktor Penyebab Keloid dan Cara Menghilangkannya

Aci
Senin 03 Juli 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi keloid pada bahu wanita (Sumber : Istockphoto.com/Keloid)

Ilustrasi keloid pada bahu wanita (Sumber : Istockphoto.com/Keloid)

LABVIRAL.COM - Kulit yang mulus menjadi salah satu faktor penunjang utama kepercayaan diri, terlebih bagi seorang perempuan. Adapun salah satu hal yang paling ditakuti perempuan dalam permasalah kulit yaitu keloid.

Sebab keloid mengganggu pemandangan kulit yang indah, keloid sendiri paling sering ditemukan pada bagian dada, bahu, daun telinga, dan yang paling mengganggu yang berada di pipi.

Keloid merupakan bekas luka yang menonjol setelah luka sembuh. Keloid disebabkan oleh kelebihan protein (kolagen) pada kulit selama penyembuhan. Keloid sering kali menonjol atau keras.

Bekas luka menjadi timbul setelah cedera atau kondisi yang sudah sembuh, seperti sayatan bedah atau jerawat. Keloid tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan. Jika seseorang tidak menyukainya, dokter terkadang dapat meminimalkan bekas luka.

Untuk menghilangkan keloid mungkin memerlukan perawatan medis yang intensif. Keloid bisa jauh lebih besar dari luka aslinya. Penampilan keloid dapat bervariasi. Ini tergantung pada lokasinya. Misalnya, di telinga, keloid mungkin padat dan bulat, sementara di dada mungkin lebih menyebar.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Kulit dari Polusi Udara

Selain bekas luka, ternyata terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan keloid, berikut ini Labviral.com uraikan faktor penyebab keloid. Yuk disimak!

Kulit gelap

Kulit gelap maupun terang sama-sama memiliki keindahannya tersendiri, namun tahukah kamu? Ternyata keloid lebih rentan bagi orang yang memiliki kulit gelap. Keloid paling sering terjadi pada orang dengan kulit coklat atau hitam. Alasan untuk kecenderungan ini tidak diketahui.

Memiliki riwayat keloid. 

Faktor keloid selanjutnya yaitu disebabkan oleh faktor genetik,  seseorang lebih mungkin memiliki keloid jika salah satu atau kedua orang tuanya memiliki keloid. Jika seseorang pernah memiliki satu keloid, ia berisiko mengembangkan yang lain. Sekitar sepertiga orang yang mengembangkan keloid memiliki kerabat dekat yang juga mengalaminya.

Usia

Selain genetik ternyata faktor usia juga menjadi salah satu penyebab keloid hadir. Seseorang lebih mungkin mengembangkan keloid jika berusia di bawah 30 tahun. Keloid lebih sering terjadi pada orang berusia 10 hingga 30 tahun.

Baca Juga: 9 Penyebab Jerawat yang Wajib Diketahui, dari Pubertas hingga Kulit Terlalu Berminyak

Mengalami luka

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa keloid merupakan daging yang menonjol hasil dari luka yang sudah sembuh. Termasuk bekas jerawat, luka bakar, luka cacar air, tindik, tato, goresan, sayatan bedah, atau bekas vaksinasi.

Lokasi cedera

Keloid memang lebih sering muncul di beberapa lokasi seperti, di punggung atas, bahu, dan dada, namun tidak juga menutup kemungkinan di tempat lain di lokasi luka atau lokasi cedera pada kulit.

Perubahan hormonal

Perubahan hormonal, misalnya seperti pada orang yang sedang hamil atau memiliki hipertensi atau kondisi tiroid, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya bekas luka keloid.

Baca Juga: 5 Manfaat Mengonsumsi Buah Pepaya Untuk Kesehatan, Ternyata Bukan Hanya Untuk Menyehatkan Kulit

Setelah kamu mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keloid, tentu saja kamu perlu tahu bagaimana cara untuk menghilangkan keloid. Yuk simak lagi penjelasan Labviral.com berikut ini!

Krim kortikosteroid

Hal yang paling mudah dilakukan untuk menghilangkan keloid yaitu dengan menggunakan salep atau krim. Kamu bisa menggunakan krim kortikosteroid. Menerapkan krim kortikosteroid kekuatan resep dapat membantu meringankan rasa gatal pada keloid.

Obat suntik

Jika kamu memiliki keloid yang tidak terlalu besar,  mungkin dokter akan mencoba mengurangi ketebalannya dengan penyuntikan kortison atau steroid lainnya. Dalam cara menghilangkan keloid kali ini kamu bisa meminta bantuan tenaga medis.

Untuk hasil yang maksimal jika kamu memiliki keloid mungkin memerlukan suntikan bulanan hingga enam bulan sebelum melihat bekas luka merata. Kemungkinan efek samping dari suntikan kortikosteroid adalah penipisan kulit, spider veins dan perubahan warna kulit yang permanen (hipopigmentasi atau hiperpigmentasi).

Baca Juga: 5 Manfaat Mengonsumsi Buah Pepaya Untuk Kesehatan, Ternyata Bukan Hanya Untuk Menyehatkan Kulit

Membekukan bekas luka

Selain dengan suntikan, keloid kecil dapat dikurangi atau dihilangkan dengan membekukannya dengan nitrogen cair (krioterapi). Perawatan berulang dalam cara menghilangkan keloid ini mungkin diperlukan. Kemungkinan efek samping dari cryotherapy adalah melepuh, nyeri dan hilangnya warna kulit (hipopigmentasi).

Perawatan laser

Jika perawatan suntik dan membekukan bekas luka baik untuk keloid yang kecil, perawatan laser cocok untuk keloid yang lebih besar karena dapat diratakan dengan sesi laser pewarna. 

Cara menghilangkan keloid ini juga berguna untuk mengurangi rasa gatal dan memudarkan keloid. Terapi laser pewarna berdenyut diberikan selama beberapa sesi dengan 4 hingga 8 minggu di antara sesi.

Terapi radiasi

Radiasi sinar-X tingkat rendah atau setelah operasi pengangkatan keloid dapat membantu mengecilkan atau meminimalkan jaringan parut. Perawatan berulang mungkin diperlukan. Kemungkinan efek samping dari terapi radiasi adalah komplikasi kulit dan, dalam jangka panjang, kanker. Terapi radiasi juga bisa menjadi pilihan cara menghilangkan keloid.

Baca Juga: 5 Manfaat Apel Untuk Kesehatan Kulit dan Cara Paling Baik Untuk Mengonsumsinya

Operasi pengangkatan

Yang terakhir cara untuk menghilangkan keloid yaitu dengan melakukan operasi. Hal tersebut bisa terjadi jika keloid tidak hilang meskipun sudah dilakukan serangkaian perawatan. Saat itu dokter mungkin akan menyarankan untuk menghilangkannya dengan operasi yang dikombinasikan dengan metode lain. Cara menghilangkan keloid dengan pembedahan ini memiliki tingkat kekambuhan 45% sampai 100%.

Nah, itu penjelasan terkait keloid, mulai dari faktor sampai dengan cara menghilangkannya. Semoga bermanfaat ya.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Berita Terkait Berita Terkini