Yasnina kehilangan segalanya, harta benda bahkan rencana pernikahannya ikut terancam.
Ditengah kehidupan yang kian terpuruk, Ardy (Mathino Lio) selaku asistennya mengingatkan Yasnina masih ada satu asetnya yang tersisa. Aset ini berupa vila di Tawangmangu yang tidak ikut disita karena belum balik nama.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Dunia Tanpa Suara, Dilema Perempuan Disabilitas Dihadapkan Cinta Segitiga
Segera ditemani Ardy, Yasnina pun berangkat ke Tawangmangu demi memperjuangkan satu-satunya harapan. Yasnina kemudian berusaha mengambil vila yang kini masih ditempati Marjanti (Tutie Kirana), seorang perias pengantin.
Marjanti bersedia melepas vila tersebut dengan syarat, Yasnina harus mau bekerja sebagai asistennya selama tiga bulan.
Selain menghadirkan kisah perjuangan Yasnina dalam menjalani tugas barunya sebagai pemaes. Film ini juga menyajikan konflik antara Yasnina dan tunangannya Surya ketika menghadapi cobaan pernikahan mereka yang tengah berada di ujung tanduk. Bagaimana kelanjutan kisah Yasnina dalam mengarungi perjuangannya bangkit dari kegagalan?
Posesif
Film Posesif sendiri bercerita tentang hidup Lala (diperankan Putri Marino) jungkir balik. Bukan karena loncatan indahnya dari menara sepuluh meter, bukan pula karena ayahnya yang melatihnya dengan keras. Tetapi karena cinta pertamanya, Yudhis (Adipati Dolekn). Murid baru di sekolahnya berhasil menaklukkan hati Lala.
Mereka tak sengaja bertemu di ruang guru. Kala itu, Lala membantu Yudhis yang sedang dihukum. Sialnya, Lala justru kepergok dan keduanya dihukum. Namun, dari kejadian itul Lala dan Yudhis akhirnya menjadi dekat.
Sampai pada suatu saat Yudhis menyatakan perasaannya kepada Lala dan mengajaknya untuk pacaran. Lala pun menerima perasaan Yudhis. Bagi Lala, Yudhis adalah cinta pertamanya.
