LABVIRAL.COM - Lato-lato menjadi salah satu permainan yang saat ini tengah viral di Indonesia. Baik di kalangan anak-anak sampai orang dewasa, semua seolah terkena demam lato-lato. Permainan lato-lato sendiri menghasilkan suara yang unik sehingga menarik banyak perhatian.
Untuk menghasilkan bunyi tersebut,kamu hanya perlu menggoyangkan perlahan cincin pada talinya, agar bola beradu dan bunyi keluar. Namun, permainan ini perlu sedikit latihan, agar tidak gagal untuk menciptakan bunyi berirama itu.
Tapi, tahukah kamu bahwasanya lato-lato bukan mainan asli Indonesia lho! Ternyata lato-lato merupakan permainan yang memiliki sejarah dan pernah terkenal di Amerika Serikat dengan sebutan clackers balls atau clackers balls hingga Italia yang disebut 'Lato' (bahasa italia yang berarti sisi samping).
Jadi jangan salah paham ya, kalau lato-lato bukan mainan asli Indonesia, berikut ini Labviral.com ceritakan asal usul sejarah lato-lato di Indonesia. Yuk disimak!
Baca Juga: 8 Minuman Khas Jawa Tengah, Segar dan Menyehatkan Kaya Akan Rempah Tradisional Indonesia
Sebenarnya, sejak dulu lato-lato sudah sering dimainkan, namun belakangan ini namanya kembali meledak di sosial media bahkan dimainkan oleh semua orang dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.
Lato-lato sendiri merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang sudah ada sejak 1990. Kembali populer dan dapat kamu temui dimana saja, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bhawanya lato-lato ternyata bukanlah permainan tradisional yang berasal dari Indonesia.
Nama lato-lato sendiri berasal dari bahasa Bugis dan berubah menjadi 'katto-katto' di Makassar, namun tiap-tiap daerah biasanya memiliki sebutan yang berbeda-beda untuk mainan ini.
Lato-lato merupakan mainan impor asal Amerika Serikat, di tempat asalnya, lato-lato biasa disebut dengan clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers, atau clankers. Pada awal kemunculannya, lato-lato terbuat dari bahan yang cukup berbahaya yakni kaca, namun seiring berjalannya waktu lato-lato pun kini telah dibuat dari bahan yang lebih aman dan ringan.
Terdiri dari dua bola keras dan tali yang saling mengait, sekilas permainan ini memang tampak mudah dimainkan. Akan tetapi ketika sudah mencobanya, Anda bisa dibuat kesal bukan kepalang, sebab mempertemukan kedua bola agar bisa berbenturan dan mengeluarkan suara ‘tek tek’ ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan.
Baca Juga: Cara Membuat Abstrak, Panduan Praktis untuk Menyusun Ringkasan Karya Ilmiah
Selain viral di Indonesia, lato-lato juga sebuah permainan yang pernah viral di Amerika Serikat pada akhir 1960 hingga awal 1970. Sangking viralnya lato-lato pada masa itu. Pada awal tahun 1970, lato-lato bisa menjangkau penduduk di Calcinatello, sebuah daerah provinsi kecil di Italia dengan populasi penduduk 12.832.
Bahkan, menurut John P. Swann seorang sejarawan FDA, kepopuleran lato-lato di Calcinatello tersebut membuat para pecinta lato-lato bahwa di daerah sana telah diadakan sebuah kompetisi tahunan.
Keviralan lato-lato pada awal tahun 1970-an tersebut menyebabkan ratusan pembuat mainan berhasil menjual jutaan lato-lato atau clacker ke seluruh penjuru dunia. Sebelumnya, permainan lato-lato ini merupakan sebuah senjata dari Argentina yang dinamai the Bolas atau Boleadoras, senjata yang digunakan oleh gauchos (Koboy Argentina) yang mencoba menangkap guanaco (hewan yang terlihat seperti ilama).
Selain terbuat dari polimer, bola pada lato-lato juga bisa terbuat dari akrilik, kayu, ataupun logam. Namun, bola lato-lato yang terbuat dari akrilik tidak disarankan penggunaannya karena mudah pecah saat terjadi benturan keras sehingga pecahannya dapat membahayakan pengguna.
Karenanya, untuk menghindari masyarakat dari bahaya hanya sebuah permainan lato-lato. Food and Drugs Administration FDA yang biasa mengatur tentang keamanan mengenai makanan dan obat-obatan pun terpaksa mengeluarkan undang-undang yang melarang mainan yang mengandung bahaya bahan kimia, mudah terbakar, atau radioaktif.
Baca Juga: Mengenal Pola dan Gerakan Tarian Randai Minangkabau Sumatera Barat
Hingga akhirnya, tiga tahun kemudian kewenangan tersebut diperluas dengan adanya Child Protection and Toy Safety Act yang melarang penjualan mainan yang dianggap berbahaya.
Munculnya kebijakan tersebut membuat mainan yang awalnya dipasarkan sebagai cara untuk mengajarkan koordinasi antara tangan dan mata bagi anak-anak. Fakta bahwa mainan lato-lato atau clacker pada masa itu bisa berubah menjadi sebuah proyektil sudah cukup jadi alasan untuk melakukan issue warning mengenai pencegahan kebutaan.
Hingga akhirnya, FDA pada tahun 1971 mengeluarkan ketetapan baru mengenai standar keamanan bagi para produsen mainan yang mencakup pengujian preskriptif dan pencatatan yang cukup ketat. Hal tersebut merupakan sebuah hambatan bagi para pembuat lato-lato ata clacker sehingga membuat permainan lato-lato ditarik dari pasaran.
Namun, seiring dengan perkembangan sains dan ilmu pengetahuan, bola pada lato-lato bisa dibuat dengan menggunakan bahan polimer yang tidak mudah pecah. Sehingga, aman digunakan untuk bermain.
Nah, itu dia sejarah permainan lato-lato. Jadi bagaimana apakah kamu bisa memainkan permainan lato-lato, jika bisa ingat ya kamu harus tetap berhati-hati. Semoga bermanfaat***