LABVIRAL.COM- Nyanyian Bumi Seberang (Bona ni Pasogit) ini dinyanyikan sekaligus dipopulerkan oleh penyanyi dan penulis lagu Indonesia yaitu Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far atau yang lebih dikenal dengan nama Ebiet G. Ade. Dirinya lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954.
Lewat lagunya yang bergenre folk pop, country dan soft rock dan dikemas dalam format balada dirinya dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Pada awal karirnya, ia memotret suasana kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang.
Lagu Nyanyian Bumi Seberang (Bona ni Pasogit) ini merupakan salah satu single dari salah satu album studio ke-7 karya Ebiet G. Ade. Album yang dirilis pada tahun 1984 ini memiliki judul yang sama dengan tahun peluncuran album tersebut yaitu 1984.
Album ini memotret keindahan Danau Toba. Namun, tidak seperti album-album sebelumnya penjualan album ini tidak begitu bagus. Lagu hit dalam lagu ini hanya Bingkai Mimpi, tidak seperti album sebelumnya yang banyak mengeluarkan hits.
Berikut lirik lagu Ebiet G. Ade - Nyanyian Bumi Seberang (Bona ni Pasogit) :
Menyeberangi danau biru terbentang
bersama istri dan anakku belayar
Singgah di sana, di pulau yang terpencil
di tengah hamparan telaga, menyimpan keindahan
Dan aku pun terperangah ada yang menegurku
Selintas layaknya ia marah dan membentak
Namun ternyata dari sinar matanya
terpancar ketulusan sikap bersahabat
reff:
Aku ingin hening dan pejamkan mata
untuk menyimpan apa yang kusaksikan
Suling berserak bercampur songket dagangan
Bertahan dalam kasih bumi leluhur
Baca Juga: Ini Dia Lirik Lagu Maudy Ayunda – Goodbye, Mencurahkan Isi Hatinya Yang Harus Meninggalkan Indonesia
meskipun alam tak banyak membantu
namun kegigihan sanggup merubah
tandus tanah ini ladang kehidupan
Aku pun terkesima dan enggan pulang
Dan esok harinya kami mendaki
untuk menikmati keindahan dari bukit
dan di sana di tengah lingkaran air
mereka gigih bertahan semangat baja
Baca Juga: Lirik Lagu Ramli Sarip – Tajam ini Mengingatkan Kita Bahwa Tidak Ada Yang Sempurna di Dunia Ini
Aku ingin hening dan pejamkan mata
untuk menyimpan apa yang kusaksikan
Suling berserak bercampur songket dagangan
Bertahan dalam kasih bumi leluhur
meskipun alam tak banyak membantu
namun kegigihan sanggup merubah
tandus tanah ini ladang kehidupan
Aku pun terkesima dan enggan pulang