LABVIRAL.COM - Soimah Pancawati atau lebih dikenal dengan Soimah mengaku sakit hati oleh oknum pajak.

Soimah mengaku diperlakukan bagaikan koruptor oleh oknum pegawai pajak. Padahal, dia tidak pernah telat dalam membayar pajak.

Soimah ingin diperlakukan baik oleh pegawai pajak. Dia tidak ingin diperlakukan semena-mena. 

Baca Juga: Kader Golkar Wajib Baca, Airlangga Punya Pesan Penting

"Memang kewajiban kita bayar (pajak), bayar, lapor pajak, lapor. Kan honor dari TV atau kerja dari iklan di manapun kan pasti udah pasti potong pajak. Tapi, perlakukanlah dengan baik. Jadi saya itu merasa diperlakukan seperti bajingan, seperti koruptor," kata Soimah sebagaimana dikutip Labviral.com dari podcast Blakasuta, Jumat (6/4/2023).

Soimah menyatakan, perlakuan semena-mena oknum pegawai pajak mulai dirasakan sejak 2015 silam.

Dia menceritakan, kala itu ada oknum pegawai pejak menyambangi kediamannya dengan tidak patut.

Baca Juga: Nindy Ayunda Minta Perlindungan LPSK Karena Mendapat Intimidasi Oknum TNI

Oknum pegawai pajak yang datang mencurigainya melakukan pencucian uang. Hal ini karena dirinya sudah mulai sukses.

"Waktu itu saya awal-awal sukses itu, kalau saya banyak uang, ya tugas saya yang pertama adalah membahagiakan keluarga, membantu keluargaku. Dimintai nota, mas. Jadi (pegawai pajak) nggak percaya, 'masa ngebantu saudara besarnya segini'? Lha, ya terserah aku, kan?" bebernya.

Selain itu, Soimah bercerita pernah dicurigai menurunkan harga sebuah rumah hanya karena bernilai ratusan juta saja.

Baca Juga: Ramai Trailer Barbie, Yuk Simak Cara Membuat Poster Barbie Versi Kamu!

"Saya beli rumah harganya Rp430 juta. Kita ke notaris, nggak deal dari perpajakan karena nggak percaya, 'oh, rumah di situ harganya Rp650 juta'. Lho, aku beli kan Rp430 juta, jadi dikira saya menurunkan harga padahal persetujuannya ada. notanya ada. 'Nggak mungkin, masa Soimah beli rumah Rp430 juta?" ungkap Soimah.

Terakhir, oknum pegawai pajak mengirimkan pesan dengan kalimat yang tidak menyenangkan. Seolah para pegawai pajak sedang mengejar-ngejar maling.