LABVIRAL.COM - Diketahui, pada tahun ini, pembelajaran jenjang SD, SMP, SMA akan memberlakukan Kurikulum Merdeka atau juga disebut Merdeka Belajar.
Kurikulum ini diluncurkan secara resmi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim pada Februari 2022 untuk menggantikan Kurikulum 2013.
Dikutip dari laman kemendikbud.go.id, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler (tatap muka) yang beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sekolah Mengemudi di Jakarta Pusat, Lengkap dengan Tips Mengemudi untuk pemula
Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik dalam bergotong royong menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.
Inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar, yaitu konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.
Jika sebelumnya di Kurikulum 2013 peserta didik harus mempelajari semua mata pelajaran di tingkat TK hingga SMP dan akan dijuruskan menjadi IPA/IPS di tingkat SMA, lain halnya dengan Kurikulum Merdeka.
Di Kurikulum Merdeka, peserta didik tidak akan lagi ‘dipaksa’ untuk mempelajari mata pelajaran sesuai penjuruan, yang bukan menjadi minat utamanya.
Peserta didik bisa dengan merdeka memilih materi yang ingin dipelajari sesuai minat masing-masing. Ini dia yang dimaksud dengan konsep Merdeka Belajar.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Sekolah Mengemudi Mobil Terbaik di Jakarta Barat
Sekolah SMA yang menerapkan Kurikulum Merdeka tidak akan ada lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa , siswa bisa bebas memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA.
Latar Belakang Kurikulum Merdeka
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi.
Ciri-ciri Kurikulum Merdeka
Karakteristik utama atau ciri-ciri Kurikulum Merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.
2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
Pembelajaran Intrakurikuler
Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
Pembelajaran Kokurikuler
Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
Pembelajaran ekstrakulikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.
Satuan pendidikan menerjemahkan capaian pembelajaran dengan menyusun kurikulum operasional dan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar pelajar dan karakteristik satuan pendidikan masing-masing.
Muatan capaian pembelajaran dapat dikelola pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri, tematik, integrasi, atau sistem blok.
Siklius Tahapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melalui tiga tahapan berikut:
Asesmen diagnostik
Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid.
Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.
Perencanaan
Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.
Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan.
Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
Masuk sekolah tahun ajaran baru 2023/2024 akan dimulai sebentar lagi. Orang tua perlu tahu soal Kurikulum Merdeka.
Demikian penjelasan singkat mengenai Kurikulum Merdeka, informasi selengkapnya bisa tanyakan ke pendidik atau guru yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.***