LABVIRAL.COM, Mungkin kamu pernah melihat seorang anak yang aktif melakukan banyak hal, seakan-akan ia mencari perhatian dengan perilakunya. Ia berlari ke sana kemari dan berteriak-teriak.
Anak yang memperlihatkan perilaku di atas kadang dianggap hiperaktif. Ada juga yang menyebutnya alami gangguan mental ADHD. Lalu, apa perbedaan antara hiperaktif dan ADHD? Apakah keduanya bisa disamakan?
Baca Juga: 7 Cara Hadapi Anak Tantrum Tanpa Bunda Perlu Emosi
Penyebab hiperaktif dan ADHD
Penyebab hiperaktif yang paling umum adalah gangguan mental seperti ADHD dan autisme, gangguan moon, stres atau depresi, gangguan tiroid, gangguan otak atau saraf pusat, bullying dan konsumsi obat yang bisa mengganggu fungsi otak.
Sedangkan penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun dari beberapa penelitian ditemukan beberapa penyebab ADHD antara lain:
- Kelainan anatomi otak.
- Genetik yaitu diwarisi dari gen orangtua yang mengalami kelainan yang sama.
- Semasa hamil ibu terpapar racun seperti polychlorinated biphenyls.
- Faktor ibu yang memiliki kebiasan buruk seperti merokok dan minum minuman beralkohol selama masa kehamilan.
- Faktor bahan makanan yang dikonsumsi, misalnya mengandung terlalu banyak pewarna buatan dan timbal.
- Anak terkena paparan sinar neon yang berlebihan.
Baca Juga: Pada Umur Berapa Sebaiknya Anak Diajari Puasa Ramadhan?
Gejala hiperaktif dan ADHD
Gejala hiperaktif bisa dilihat dari perilakunya. Berikut beberapa gejala anak mengalami hiperaktif.
- Tidak bisa diam.
- Sulit berkonsentrasi.
- Sering menabrak barang atau orang didepannya.
- Melakukan gerakan berulang-ulang.
- Tidak betah untuk duduk tenang.
- Hiperaktif cenderung bisa disembuhkan lewat berbagai pengobatan dan terapi.
Sementara di sisi lain, ADHD cenderung bertahan hingga dewasa. Hanya saja dengan penanganan yang tepat anak ADHD bisa menyesuaikan diri secara perlahan.
Baca Juga: 5 Ide Membuat Mainan Untuk Anak Kucing, Lumayan Bikin Hemat Kantong
Sementara itu, gejala ADHD yang diketahui sejauh ini adalah sebagai berikut:
- Bayi dengan ADHD akan mudah rewel, mudah menangis, mengamuk dan sulit ditenangkan.
- Beberapa diantaranya juga mengalami sulit makan bahkan bisa sampai kolik.
- Anak sering mengigau dan sering melakukan gerakan berbahaya seperti membenturkan kepala.
- Gejala ADHD pada usia balita atau anak-anak ditandai dengan terlihat gugup atau ceroboh
- Anak sering mengamuk.
- Tanpa sebab menyentuh barang atau orang lain di sekitar.
- Melakukan gerakan berulang yang mengganggu.
- Sulit menyelesaikan tugas.
- Mudah merasa frustasi dan sering menyela ucapan orang lain.
Seperti yang terlihat dari penjelasan di atas, perilaku hiperaktif pada anak anak hiperaktif dan ADHD cenderung mirip. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Cek caranya di bawah ini.
Cara mengatasi anak hiperaktif dan ADHD
Selain membutuhkan kesabaran, mengatasi anak dengan kondisi hiperaktif atau ADHD diperlukan pengobatan khusus, seperti sampai harus terapi. Jenis terapi yang bisa membantu menangani anak ADHD maupun hiperaktif diantaranya:
- Terapi psikoedukasi
- Terapi perilaku.
- Terapi perilaku kognitif.
- Pelatihan keterampilan sosial.
Demikian itu jalan untuk memahami penyebab anak mengalami hiperaktif dan ADHD. Dimulai dari mengenali gejalanya, kita bisa melakukan terapi pada anak agar bisa berperilaku secara normal.***