LABVIRAL.COM - Menurut National Institute of Mental Health, Hiperaktif merupakan kondisi yang menjadi gejala suatu penyakit atau gangguan. Ia masuk dalam kategori gejala tumbuh kembang anak jenis ADHD (gangguan defisit atensi hiperaktivitas).
Sering kali anak hiperaktif juga diartikan dengan seseorang yang bergerak terus-menerus, terlalu gelisah, kerap mengetuk-ngetukan jari, atau berbicara tanpa henti.
Anak hiperaktif biasanya susah memusatkan perhatian, beraktivitas fisik yang berlebihan dan bereaksi cepat tanpa pikir panjang. Jika tidak terkontrol dengan baik, perilaku ini mungkin dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Nah, penyebab hiperaktif yang paling umum sebagai berikut:
- ADHD.
- Autisme.
- Gangguan mood seperti depresi atau kecemasan.
- Gangguan psikologi.
- Gangguan tiroid, gangguan otak atau saraf pusat.
- Mengalami bully.
- Konsumsi obat yang mengganggu fungsi otak.
Baca Juga: Penyebab Anak Hiperaktif dan ADHD, Bunda Baca Yuk!
Gejala anak hiperaktif
Sebaiknya jangan langsung menyimpulkan sendiri bahwa anak kamu hiperaktif hanya karena melihatnya tak bisa diam atau susah diatur. Jika merasa janggal, alangkah lebih baik langsung berkonsultasi dengan dokter kesehatan anak terlebih dahulu.
Karena gejala hiperaktif cukup bervariasi dan bisa muncul di usianya yang berbeda. Berikut gejala hiperaktif seperti dilansir Labviral.com dari Very Well Health:
- Berlari dan berteriak tiba-tiba saat bermain bahkan di dalam ruangan.
- Berdiri di kelas dan berjalan-jalan meski guru sedang menjelaskan pelajaran.
- Bergerak cenderung cepat hingga mengakibatkan menabrak orang atau benda di sekitarnya.
- Bermain terlalu kasar hingga tak sengaja melukai diri sendiri maupun temannya.
- Banyak menyela.
- Berbicara terus menerus.
- Kesulitan untuk diam saat aktivitas makan maupun sesuatu yang membutuhkan ketenangan.
- Pada remaja, gejalanya juga ditambah dengan ketika duduk bisa dengan menggeliat terus-menerus, menggoyang-goyangkan kaki atau mengutak-atik sesuatu.
- Sedangkan pada orang dewasa gejalanya mungkin gerak yang berlebihan itu berkurang, namun sering merasakan gelisah.
Baca Juga: 7 Cara Hadapi Anak Tantrum Tanpa Bunda Perlu Emosi
Cara mengatasi anak hiperaktif
Menghadapi anak hiperaktif tentu tak bisa sembarangan. Selain kesabaran tentu orangtua juga butuh ilmu untuk mengasuh anak hiperaktif. Apabila anak hiperaktif disebabkan oleh gangguan tiroid, gangguan otak atau gangguan saraf pusat anak hiperaktif pelu melakukan pengobatan khusus.
Sedangkan bila penyebabnya adalah gangguan emosional, maka ia perlu bantuan ahli kesehatan mental bersamaan dengan terapi perilaku kognitif.
Cara menenangkan anak hiperaktif di rumah
Orangtua perlu memiliki ilmu dalam menangani anak hiperaktif. Sebab di rumah hanya orangtua atau keluarga yang menghadapi sikap mereka.
Anak hiperaktif yang dikenal susah berkonsentrasi, susah fokus namun di sisi lain tidak bisa diam tentu membuat bingung menanganinya. Berikut ada beberapa tips menenangkan anak hiperaktif di rumah:
- Jauhkan dari hal yang mengganggu konsentasinya.
- Hindari untuk memaksanya duduk dengan tenang karena hanya akan membuatnya semakin gelisah.
- Jadwalkan untuk beraktivitas fisik secara rutin.
- Buat jadwal harian kegiatan yang anak lakukan.
- Bermain di luar rumah untuk menyalurkan energi anak yang berlebih.
- Beri aturan tegas dan beri konsekuensi jika dilanggar agar anak berlatih disiplin.
- Hindari bentakan dan hukuman fisik karena hanya membuat emosi anak hiperaktif semakin tak terkendali.***