LABVIRAL.COM - Lembaga survei Indikator Politik merilis hasil penelitiannya terkait dampak apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak netral di Pilpres 2024.
Hasilnya, dukungan Jokowi baik pada Ganjar dan Prabowo sama-sama memberikan dampak positif pada elektabilitas yang didukungnya.
Survei Indikator dilakukan pada 30 April sampai 5 Mei 2023. Survei menggunakan responden 1.200 orang.
Responden diwawancarai melalui sambungan telepon. Pemilihan sample menggunakan metode random digit dialing dengan margin of error ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam simulasi tiga nama calon presiden, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto jika salah satunya didukung Jokowi maka elektabilitasnya akan naik.
Jokowi Dukung Ganjar
Elektabilitas Ganjar Pranowo naik 3,8 persen dari sebelumnya 34,4 persen menjadi 38,2 persen apabila mendapat dukungan Jokowi.
Dukungan Jokowi terhadap Ganjar juga mempengaruhi elektabilitas Prabowo dan Anies. Elektabilitas Prabowo turun dari 34,8 persen menjadi 32,9 persen.
Sedangkan elektabilitas Anies dari 21,8 persen menjadi 19,4 persen.
Baca Juga: Survei Indikator, PAN, PPP, dan 9 Partai Lain Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen
Jokowi Dukung Prabowo
Elektabilitas Prabowo Subianto naik 3,5 persen dari sebelumnya 34,8 menjadi 38,3 persen apabila mendapat dukungan Jokowi di Pilpres 2024.
Dukungan tersebut juga berdampak pada peta elektoral capres lainnya. Elektabilitas Ganjar dan Anies turun jika Jokowi dukung Prabowo.
Elektabilitas Ganjar turun dari 34,4 persen menjadi 33,7 persen. Sedangkan elektabilitas Anies turun dari 21,8 persen menjadi 19,0 persen.
Sayangnya, Indikator Politik tidak membuat simulasi apabila Jokowi mendukung Anies Baswedan.
Baca Juga: Survei Charta Politika, Elektabilitas Sandiaga Uno Teratas Cawapres 2024
Siapa Capres yang Didukung Jokowi?
Berdasarkan survei, Ganjar Pranowo paling berpotensi mendapat dukungan dari Jokowi.
Nama Ganjar Pranowo dipilih 45,5 persen sebagai capres yang akan didukung Jokowi. Sedangkan Prabowo 27,9 persen disusul Anies 12,8 persen.
Responden yang tidak menjawab mencapai 13,8 persen.***