LABVIRAL.COM - Sejak tanggal 24 Mei 2023, jemaah ibadah haji dari Indonesia mulai diberangkatkan secara bertahap menuju Tanah Suci, Makkah, Arab Saudi.
Berbicara tentang salah satu rukun Islam tersebut, pernahkah kamu mendengar haji wada yang dilakukan Rasulullah saw?
Jika belum, maka berikut ini Labviral.com jelaskan kisah sedih di balik rangkaian ibadah yang dilakukan Nabi Muhammad saw. Simak sampai tuntas ya!
Baca Juga: Kemenag Siapkan 7 Strategi Wujudkan Program Haji Ramah Lansia
Apa itu haji wada?
Haji wada artinya haji perpisahan atau haji yang terakhir kali dikerjakan Rasulullah saw sebelum beliau wafat.
Ibadah wajib tersebut, dikenal dengan istilah lain yakni Hujjat al-wada yang artinya haji terakhir dan satu-satunya dari Nabi saw, tepatnya pada 23 Februari 632 M atau tahun 10 Hijriyah.
Bersama dengan para istri dan putrinya Fatimah, beliau berangkat menuju Ka'bah pada bulan Dhu al-Qi'dah 26, tahun 10 (23 Februari 632). Selain itu, terdapat pula para sahabat yang terdiri dari penduduk imigran Madinah.
Baca Juga: 6 Amalan Rukun Haji yang Wajib Diketahui Jemaah
Perjalanan dari Madinah ke Makkah ditempuh selama 8 hari dan ketika sampai langsung melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah. Kemudian Rasulullah saw mengerjakan sa'i di antara bukit Shafa serta Marwah.
Kemudian pada tanggal 8 Dzulhijah, Nabi Muhammad saw berjalan menuju Mina, bermalam di sana, dan melanjutkannya ke padang Arafah.
Di tempat itulah, Nabi saw berpidato sebelum bertahallul (mencukur rambut) dan pergi ke Makkah untuk melaksanakan tawaf ifadah.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Haji Qiran, Niat, Syarat dan Ketentuannya
Singkat cerita pada tanggal 11 Zulhijah, Nabi Muhammad saw melempar jumrah di Jamarat dan kembali berpidato.
Setelah dari Mina, Rasulullah dan rombongan kembali ke Makkah untuk melaksanakan tawaf wada dan berjalan lagi ke Madinah.
Pada saat itulah, tercatat dalam sejarah bahwa Nabi saw melaksanakan proses berhaji yang pertama sekaligus jadi yang terakhir.
Haji wada yang ditunaikan Rasulullah bahkan diyakini mempunyai beberapa tanda sebelumnya. Seperti ketika ditaklukkannya Kota Makkah, beberapa tokoh Bani Tsaqif mulai memeluk Islam, dan lain sebagainya.***