Di situ tersimpan berbagai memori kolektif berupa jejak-jejak tokoh bangsa. Jejak-jejak tersebut antara lain: ketika Sukarno ditangkap di Yogyakarta pada tahun 1929, ia berhenti di Stasiun Cicalengka untuk selanjutnya dibawa ke Penjara Banceuy.
Lalu Stasiun Cicalengka juga pernah disinggahi Douwes Dekker saat dirinya menjadi tokoh Insulinde pada tahun 1918. Bahkan arsitek terkemuka, Wolff Schoemaker, juga pernah menapaki Stasiun Cicalengka ketika dirinya akan menyampaikan ceramah di Pesantren Fathul Khoer.
Baca Juga: Daftar Bengkel Mobil 24 Jam Terbaik di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah
Jadi jika proyek pembangunan stasiun keretaapi berimbas pada penghancuran Stasiun Cicalengka yang bersejarah itu, kami selaku Lingkar Literasi Cicalengka menolak secara keras.
Sebab, renovasi tidak harus merobohkan bangunan Stasiun yang dibangun lebih dari 130 tahun yang lalu itu. Hal ini sama saja menghancurkan identitas yang melekat dengan Cicalengka karena telah menjadi bagian dari cagar budaya.