LABVIRAL.COM - Kasus dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) diduga berbuat mesum saat KKN kini menjadi sorotan publik.

Informasi dua mahasiswa UGM diduga mesum pertama kali diposting pengguna akun Twitter @UGM_FESS. Informasi disajikan pada Minggu 2 Juli 2023 malam.

Dalam informasi tersebut, pengguna akun @UGM_FESS tidak memberitahu lokasi dua mahasiswa UGM diduga mesum. 

Baca Juga: Biodata Della Puspita dan Jejak Kariernya, Aktris yang Baru Menikah Lagi Setelah 10 Tahun Menjanda

"KKN ugm_fess tuh sebebas itu yak? Barusan dapat kiriman ada yang ketahuan berbuat mes*m," tulis pengguna akun @UGM_FESS.

Postingan @UGM_FESS kemudian viral. Berikut fakta-fakta kasus dua mahasiswa UGM diduga mesum.

1. UGM Gerak Cepat Cari Tahu Kebenaran Informasi

Humas UGM Dina W Kariodimedjo memastikan bahwa pihaknya tengah menangani kasus dua mahasiswa diduga mesum saat KKN.

"Saat ini sedang berlangsung proses penanganan DPKM (Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM). Diharapkan semua pihak dapat menyikapinya dengan bijak sana," tutur Dina kepada wartawan.

Baca Juga: Daftar 13 Wakil Presiden Republik Indonesia dari Masa ke Masa, Ada yang Naik jadi Presiden

2. Hasil Investigas UGM

Setelah viral, UGM langsung melakukan investigasi. Hasilnya dugaan dua mahasiswa UGM melakukan mesum tidak benar.

"Bahwa hasil investigasi sementara, tim masih ada di sana, itu adalah kejadian tidak seheboh yang diberitakan. Dalam arti tidak terjadi sesuatu yang kita bayangkan dahsyat," tutur Direkrut Pengabdian kepada Masyarakat, Rustamadji sebagaimana dikutip Labviral.com dari detik.com.

3. Rumah Lurah Jadi Lokasi Dua Mahasiswa Diduga Mesum

Rustamadji menyatakan bahwa tempat kejadian perkara di Kecamatan Kaligesing Purworejo. Dia mengatakan lokasi peristiwa di salah satu rumah Lurah.

"Lokasi iya di salah satu rumah Pak Lurah, kalau kejadian lima hari yang lalu," kata Rustamadji.

4. Lurah Pucungroto Buka Suara

Lurah Pucungroto, Kecamatan Kaligesing, Purworejo Eddy Widodo membenarkan rumahnya menjadi lokasi dua mahasiswa melakukan KKN. Dia mengatakan kejadian dua mahasiswa diduga mesum terjadi pada 26 Juni 2023.

"Ya memang kejadian itu di sini Desa Pucungroto, tapi tidak seheboh berita yang beredar. Kemarin (pas kejadian duduknya) di sini," tutur Eddy.

"Sebenarnya nggak seperti itu (mesum), nggak separah itu. Cuma mungkin ada oknum yang nyebar kok sampai segitunya," imbuhnya.

Eddy mengatakan, peristiwa dua mahasiswa diduga mesum bermula ketika mahasiswa datang ke rumahnya untuk bertemu mahasiswi yang KKN.

"Cowoknya itu KKN di desa sebelah di Ngadirejo. Mereka berteman, wong kenal juga di sini pas KKN," ungkapnya.

5. Bu Lurah Jadi Saksi

Siti Maesaroh, istri Eddy membantah rumahnya menjadi lokasi mesum dua mahasiswa UGM. 

Kendati begitu, dia membenarkan bahwa keduanya memang berada di rumahnya pada 26 Juni 2023. Keduanya duduk di ruang tamu.

"Saya pas di rumah melihat mereka duduk berdua di depannya ada laptop. Saya tanya kok bedua, apa memang prokernya seperti itu saya kan nggak tahu kok nggak sama yang lain. Terus jawabnya 'iya ini bu ada yang mau dikerjain gitu'," kata Bu Lurah.

6. Dua Mahasiswa Diduga Mesum Alami Tekanan Mental

Rustamadji mengatakan, UGM mengirim psikolog untuk mendampingi dua mahasiswa yang dituding berbuat mesum. Dia menyebut kondisi kedua mahasiswa alami tekanan mental.

"Tekanan mental tidak berat, namun kami harus menjaga kondisi adik-adik. Sehingga kami mengirimkan psikolog agar mendeteksi jika ada masalah sejak awal dan memberikan penanganan yang dibutuhkan baik individu maupun kelompok," tuturnya.

7. BEM UGM Yogyakarta

Sebelum viral, Badan Eksekutif Mahasiswa UGM mendorong pimpinan kampus bersikap tegas terhadap dua mahasiswa yang diduga mesum.

Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor berharap UGM bersikap tegas apabila benar dua mahasiswanya melakukan mesum.

"Terus terang sedikit kecewa dengan DPKM, menurut kami perlu ada tindakan tegas berkenaan dengan kasus ini. Jangan hanya sebatas ditegur saja," katanya, Senin.

Gielbran menilai kasus dugaan mesum berkaitan erat dengan adab dan etika. Oleh karena itu, perlunya tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang.

"Sudah jelas tertanam bahwa UGM mendefinisikan diri sebagai kampus Kebudayaan, apakah tindakan dua orang itu sudah berbudaya, kami rasa tidak," tutur Ketua BEM UGM.

Masih kata Gielbran, UGM perlu memiliki regulasi terkait reward and punishment yang jelas tentang adab dan etika bermasyarakat.

"Tujuannya jelas, agar peserta KKN terbekali mengenai adab dan etika serta sadar betul konsekuensi melanggar itu. Tak hanya sebatas sanksi sosial, tapi juga sanksi akademis yang tegas dan objektif," tukasnya.