125 Orang Berisiko Antraks di Gunungkidul Dapatkan Pengobatan, 87 tanpa Gejala

Haris Ma'ani
Sabtu 08 Juli 2023, 13:04 WIB
Ilustrasi hewan sapi.  (Sumber : unsplash.com/@dorukyemenici)

Ilustrasi hewan sapi. (Sumber : unsplash.com/@dorukyemenici)

LABVIRAL.COM-Sebanyak 125 orang yang berisiko terkena antraks di Gunungkidul mendapatkan pengobatan, 87 di antaranya tanpa gejala.

Kasus antraks di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta membuat warga di sana mendapatkan perhatian khusus.

Kasus antraks menyebabkan tiga kasus yang meninggal pada Mei hingga Juni 2023, satu kasus dilakukan pengambilan sampel dan diagnosis suspek antraks.

Kasus kematian karena antraks diketahui karena sejak tanggal 18 hingga 26 Mei 2023 terjadi kematian mendadak pada sejumlah hewan ternak berupa sapi dan kambing milik warga Dukuh Jati. Hewan ternak yang mati itu lalu dipotong dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Profil dan Biodata Edwin van der Sar, Kiper Legenda MU yang Alami Pendarahan Otak

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Imran Pambudi, MPHM mengatakan Organisasi Pemerintah Daerah terkait bersama Satgas One Health Kecamatan Semanu memberikan pengobatan profilaksis kepada populasi terpapar untuk pencegahan.

Hingga saat ini ada 125 orang yang diberikan pengobatan profilaksis di Gunungkidul, 87 di antara mereka berstatus seropositif.

Seropositif artinya pasien pernah terpapar antraks, tapi tanpa gejala klinis Hal itu disebabkan karena di dalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi.

"Jadi 87 orang itu adalah yang seropositif tanpa gejala. Oleh karena itu tidak bisa kita masukan ke dalam katagori positif antraks, dan inilah orang-orang yang akan diberikan pengobatan profilaksis," ujar dr. Imran dikutip dari situs kemenkes.go.id, Sabtu (8/7).

Kemenkes juga mengimbau melalui surat edaran bagi semua Dinas Kesehatan dan fasilitas kesehatan di DI Yogyakarta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian antraks pada manusia dan mengantisipasi penyebaran antraks ke daerah lain.

Baca Juga: Penyebab dan Gejala Penyakit Asma pada Anak

Antraks adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, yang dapat menular ke manusia.

Bakteri penyebab antraks ini apabila kontak dengan udara akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu. Spora ini dapat bertahan sampai lebih dari 40 tahun di tanah.

Spora Antraks dapat menular ke hewan ternak dan manusia bisa terinfeksi jika mengkonsumsi hewan ternak tersebut dan juga dapat langsung masuk ke tubuh manusia lewat luka pada tubuh.

Untuk mencegah penularan, ada sejumlah gejala antraks pada hewan ternak yang perlu diwaspadai.

Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian drh. Nuryani Zainuddin mengatakan gejala klinis antraks pada hewan berupa demam tinggi pada awal infeksi, gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, dan berujung kematian.

Baca Juga: Mengenal Stiff Person Syndrome, Penyakit Langka yang Diderita Celine Dion

Gejala lain yang biasa terjadi seperti perdarahan di lubang hidung dan mulut hewan. Tidak jarang hewan ternak mengalami kematian mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis.

"Hewan yang mati akibat penyakit ini perlu dibakar atau dikubur untuk mencegah penularan. Tidak boleh dibedah atau disembelih," ucapnya.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini