Kasus Antraks Gunungkidul, Pakar UGM: Stop Memotong Hewan Sakit

Haris Ma'ani
Sabtu 08 Juli 2023, 14:24 WIB
Pakar UGM saat menggelar konferensi pers kasus antraks  Gunungkidul, Jumat (7/7/2023). (Sumber : ugm.ac.id)

Pakar UGM saat menggelar konferensi pers kasus antraks Gunungkidul, Jumat (7/7/2023). (Sumber : ugm.ac.id)

Penyakit antraks yang menyerang hewan, terangnya, sebenarnya masih bisa ditangani dengan terapi pengobatan. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, hewan yang terjangkit bisa tetap hidup dan sembuh dari penyakit tersebut.

"Bisa diobati karena bakteri masih sensitif dengan antibiotik. Untuk pencegahan ada vaksinasi yang perlu diulang setiap enam bulan," ucapnya.

Antraks yang menyerang manusia sendiri bisa dibagi ke dalam empat jenis, yaitu antraks kulit, antraks saluran pencernaan, antraks saluran pernapasan, serta antraks injeksi.

Baca Juga: 10 Arti Mimpi Tentang Ular, Ada yang Baik dan Kurang Baik

Menurut epidemiolog UGM, dr. Citra Indriani, MPH, kasus antraks yang paling sering ditemukan di Yogyakarta adalah antraks kulit, sedangkan kasus antraks saluran pernapasan dan antraks injeksi hingga kini belum pernah ditemukan di Indonesia.

“Antraks kulit bisa muncul ketika seseorang menyembelih hewan yang terinfeksi, lalu darah yang keluar kontak dengan kulit yang terdapat luka. Gejala awalnya adalah gatal lalu berkembang cepat menjadi luka antraks dan pembengkakan,” terang Citra.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini