Karena sifat virus influenza yang terus berkembang, WHO terus menekankan pentingnya surveilans global untuk mendeteksi dan memantau perubahan virologis, epidemiologis, dan klinis yang terkait dengan virus influenza yang muncul atau beredar yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia (atau hewan) dan berbagi virus dengan cepat untuk penilaian risiko.
Semua individu yang terpapar virus influenza hewan, dan semua kontak kasus manusia yang terkonfirmasi, harus memantau kesehatan mereka selama periode paparan yang diketahui ditambah tujuh hari tambahan setidaknya.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik yang Perlu Anda Ketahui tentang Kucing Himalaya, Perawatannya Ternyata Susah
Semua yang terpapar unggas terinfeksi yang diketahui, burung liar, atau hewan lainnya, atau ke peternakan yang dicurigai, harus terdaftar dan ditempatkan di bawah pemantauan ketat oleh otoritas kesehatan setempat.
Ini akan memfasilitasi deteksi penyakit secara dini dan penanganan kasus klinis yang tepat waktu. Jika seseorang diduga terkena influenza zoonosis, otoritas kesehatan harus diberitahu, dan penanganan kasus klinis yang sesuai harus diberikan.
Otoritas kesehatan masyarakat dan hewan harus bekerja sama erat dalam hal berbagi informasi, penilaian risiko bersama, dan tanggapan terhadap wabah influenza zoonosis pada antarmuka manusia-hewan, dengan berpegang pada pendekatan One Health.
FAO, WHO, dan WOAH telah menerbitkan analisis situasi bersama dan nasihat kepada negara-negara terkait wabah influenza burung yang sedang berlangsung pada hewan dan risiko yang dihadapi terhadap kesehatan manusia.
FAO, WHO, dan WOAH terus meninjau situasi tersebut, memantau sifat virus yang berkembang dengan cepat, dan memperbarui rekomendasi untuk membatasi penyebarannya, selain juga bekerja dengan negara-negara dalam kesiapsiagaan dan tanggapan, serta memfasilitasi kolaborasi lintas negara dan sektor.
Penyebaran virus ke lima benua menekankan perlunya kerjasama dan kewaspadaan global untuk melindungi hewan, manusia, dan ekonomi.