Rasulullah saw bersabda, "Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Seandainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ (‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi)." (HR. Muslim, (no. 2664).
Dalil adanya qada dan qadar
Bukan tanpa alasan kita diperintahkan untuk percaya dengan keberadaan qada dan qadar dari Allah Swt. Sebab, dalam Al-Qur'an beberapa kali ditegaskan bahwa takdir merupakan ketentuan dari-Nya.
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn.
Baca Juga: 5 Sunnah Sebelum dan Sesudah Salat Idul Adha, Amalkan Yuk!
Artinya: "Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS. At Taubah ayat 51).
Kemudian dalam ayat lainnya, takdir sudah direncanakan Allah Swt sejak di Lauhul Mahfudz.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
Mā aṣāba mim muṣībatin fil-arḍi wa lā fī anfusikum illā fī kitābim ming qabli an nabra`ahā, inna żālika 'alallāhi yasīr.