Tingkat Perceraian di Indonesia Memprihatinkan, Begini Cara Mencegahnya

Zahwa Elia Azzahra
Jumat 04 Agustus 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi, Tingkat Perceraian di Indonesia (Sumber : Freepik.com)

Ilustrasi, Tingkat Perceraian di Indonesia (Sumber : Freepik.com)

LABVIRAL.COM - Tingkat perceraian di Indonesia memprihatinkan karena cenderung meningkat setiap tahunnya.

Merujuk laporan Statistik Indonesia, kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.334 kasus pada 2022. Jumlah itu meningkat 15,31% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 447.743 kasus.

Kasus perceraian yang mendominasi pada 2022 adalah cerai gugat. Cerai gugat adalah proses perceraian yang diajukan pihak istri. Jumlah kasus ini mencapai 388.358 kasus atau 75,21% dari total kasus pada 2022.

Baca Juga: Cara Mudah Cek IMEI di HP Android

Kasus cerai talak diurutan kedua. Cerai talak adalah perkara yang permohonan perceraiannya diajukan pihak suami yang telah diputus pengadilan. Jumlah kasus ini mencapai 127.986 atau 24,78% dari total kasus pada 2022.

Penyebab Perceraian

Perceraian dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi dari pasangan ke pasangan. Beberapa penyebab umum perceraian antara lain:

1. Komunikasi yang buruk

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif, terbuka, dan jujur dapat menyebabkan ketegangan, misinterpretasi, dan akhirnya mengancam keutuhan pernikahan.

Baca Juga: Persentase Agama di Indonesia dan Asal Usul Islam di Nusantara

2. Ketidakcocokan atau perbedaan yang tak teratasi

Perbedaan dalam nilai-nilai, tujuan, kebiasaan, atau pandangan hidup yang sangat berbeda antara pasangan dapat menciptakan ketegangan yang sulit diatasi.

3. Masalah keuangan

Masalah keuangan, seperti utang, pengeluaran berlebihan, atau pendapatan yang tidak seimbang, bisa menyebabkan stres dan konflik dalam pernikahan.

4. Ketidaksetiaan atau perselingkuhan

Pengkhianatan dan perselingkuhan bisa menghancurkan kepercayaan dalam pernikahan dan membuat hubungan sulit dipulihkan.

Baca Juga: Apa Sih Fungsi Akun Centang Hijau WhatsApp?

5. Masalah keluarga atau mertua

Konflik dengan anggota keluarga atau mertua dapat mempengaruhi hubungan suami istri dan menyebabkan ketegangan di dalam rumah tangga.

6. Ketidakseimbangan peran dan tanggung jawab

Ketidakadilan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab di rumah tangga bisa menyebabkan perasaan tidak dihargai dan kelelahan emosional.

7. Masalah komitmen

Ketidakmampuan untuk berkomitmen secara penuh dalam pernikahan bisa menyebabkan pasangan merasa tidak dihargai dan diabaikan.

Baca Juga: Mengenal Peran dan Cara Menjadi Caddy Golf, Ketahui Juga Sumber Penghasilannya

8. Perbedaan dalam dorongan emosional dan fisik

Jika ada perbedaan dalam dorongan emosional atau fisik antara pasangan, itu bisa menyebabkan ketidakpuasan dan ketegangan dalam hubungan.

9. Perubahan hidup yang signifikan

Peristiwa hidup seperti perubahan karier, kehilangan pekerjaan, kesehatan yang buruk, atau masalah keuangan yang serius dapat memberi tekanan pada pernikahan.

10. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik

Jika pasangan tidak dapat menangani konflik dengan bijaksana dan mencari solusi yang baik, masalah kecil dapat berkembang menjadi masalah yang lebih besar dan sulit diatasi.

Baca Juga: Cara Downgrade iOS 16 ke 15  yang Aman dan Data Tidak Hilang

Cara Cegah Perceraian

Perceraian adalah hal yang kompleks dan bisa dipicu oleh berbagai faktor yang berbeda. Tidak ada jaminan pasti untuk mencegah perceraian, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keharmonisan dalam pernikahan.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa membantu mencegah perceraian:

1. Komunikasi yang baik

Komunikasi adalah kunci dalam setiap hubungan. Penting untuk terbuka, jujur, dan mendengarkan pasangan dengan penuh perhatian. Berbicaralah tentang perasaan, harapan, dan masalah yang mungkin timbul dalam pernikahan.

Baca Juga: Nonton Netflix hingga Balas WA, Ini yang Bisa Kamu Lakukan di Cover Screen Galaxy Z Flip5

2. Kompromi

Pernikahan melibatkan dua orang dengan latar belakang, keinginan, dan kebutuhan yang berbeda. Belajar untuk saling menghargai dan mengorbankan sesuatu demi kebahagiaan bersama.

3. Memprioritaskan pasangan

Dalam kesibukan kehidupan sehari-hari, penting untuk tetap menyisihkan waktu untuk berkualitas bersama pasangan. Berinvestasi dalam waktu bersama, berkencan, atau bahkan liburan bersama dapat memperkuat ikatan emosional.

4. Mengatasi konflik dengan bijaksana

Setiap hubungan pasti mengalami konflik. Penting untuk belajar cara menghadapinya dengan bijaksana, menghindari perdebatan yang merusak dan lebih fokus pada solusi daripada menyalahkan satu sama lain.

Baca Juga: Aplikasi Membantu Sembuh dari Kecanduan Media Sosial

5. Mendukung satu sama lain

Dalam pernikahan, penting untuk mendukung dan saling mendorong dalam pencapaian tujuan dan aspirasi masing-masing pasangan.

6. Buka untuk bantuan profesional

Jika ada masalah serius yang sulit diatasi sendiri, tidak ragu untuk mencari bantuan dari konselor pernikahan atau terapis keluarga. Mereka dapat membantu memberikan pandangan objektif dan strategi untuk mengatasi masalah.

7. Bersikap realistis

Pernikahan bukanlah sebuah dongeng yang selalu bahagia. Ia memiliki tantangan dan tantangan itu bisa datang dari berbagai arah. Bersiaplah secara realistis dan saling mengingatkan bahwa kebahagiaan pernikahan membutuhkan usaha dan komitmen bersama.

Baca Juga: Dianggap Malas dan Tidak Serius Menjawab Pertanyaan di Podcast, Keisya Levronka Dianggap Tidak Sopan

8. Peka terhadap perubahan

Setiap pasangan akan mengalami perubahan dalam hidup, baik itu perubahan kepribadian, tujuan, atau kondisi finansial. Bersikap fleksibel dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut akan membantu menjaga keharmonisan dalam pernikahan.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini