Sontak video kelakar Zulhas dalam pidatonya yang menuai kecaman itu membuat politikus pentolan PAN turun tangan melakukan klarifikasi dan pembelaan. Simak selengkapnya di bawah ini:
1. Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay: Tidak ada maksud melecehkan agama
Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menjelaskan video Zulhas yang beredar tersebut perlu diberi pemaknaan lengkap. Menurutnya Zulhas ingin mengajak semua pihak untuk menjaga agar pilpres tetap teduh, tertib, aman, dan damai.
Ia menegaskan tidak ada sedikit pun maksud untuk melecehkan agama.
"Bang Zulhas itu kan memberi contoh agar mudah dipahami masyarakat. Nah, yang gampang diingat mungkin ya pada akhir bacaan surat Al-Fatihah. Termasuk gerakan jari pada saat tahiyat. Dalam konteks ini, bang Zulhas mengingatkan bahwa tarikan politik begitu luar biasa. Dia khawatir, umat terpecah," ujar Saleh dalam keterangannyan, Rabu (20/12/2023).
2. Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto: Itu mengingatkan agar tidak ada keretakan di masyarakat
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto angkat bocara soal potongan video Ketum PAN Zulkifli Hasan soal gerakan tahiyat dalam shalat yang kini viral. Yandri memastikan Zulhas tidak berniat menista agama.
"Bang Zul mengingatkan kita semua bahwa jangan sampai karena perbedaan pilihan dalam pemilu kemudian memunculkan keretakan di masyarakat. Pemilu hanyalah kontestasi 5 tahunan sedangkan persatuan dan kerukunan di masyarakat merupakan pondasi dasar bernegara," kata Yandri dalam keterangannya, Rabu (20/12/2023).
3. Sekjen PAN Eddy Soeparno: Candaan Zulhas juga disampaikan Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad
Sekjen PAN Eddy Soeparno ikut buka suara menjelaskan maksud kelakar Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) terkait bacaan Amin dan tahiyat akhir yang viral. Menurutnya hal itu adalah cerita tentang kondisi di masyarakat.
"Misalnya ketika ada yang melafalkan Aamiin nanti justru dirujuk atau diasosiasikan dengan salah satu capres. Karena itu akhirnya memilih untuk melafalkan Aamiin dalam hati. Rupanya gejala unik ini juga pernah diceritakan oleh dua ulama kondang seperti Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad sebelumnya," kata Eddy, Rabu (20/12).