dan
x=3
Kedua persamaan tersebut ekuivalen karena jika kita menyelesaikan persamaan pertama untuk nilai x, kita akan mendapatkan hasil yang sama dengan persamaan kedua. Dengan kata lain, solusi untuk kedua persamaan tersebut adalah sama.
Secara umum, persamaan-persamaan aljabar yang memiliki solusi yang sama dianggap ekuivalen karena mereka menggambarkan hubungan yang sama antara variabel yang tidak diketahui. Namun, penting untuk diingat bahwa persamaan-persamaan ini hanya ekuivalen dalam konteks tertentu dan mungkin tidak selalu berlaku di semua kasus.
Baca Juga: Apa Itu Khodam? Asal Mula, Karakteristik, Penggunaan, hingga Kritik
Ekuivalen dalam Geometri
Dalam geometri, konsep ekuivalen sering berkaitan dengan sifat-sifat bangun geometris atau bentuk. Misalnya, dua segitiga dikatakan ekuivalen jika mereka memiliki panjang sisi yang sama dan sudut-sudut yang sama, meskipun mungkin berbeda dalam orientasi atau posisi.
Dalam konteks transformasi geometri, dua bentuk dikatakan ekuivalen jika satu dapat diubah menjadi yang lain melalui serangkaian transformasi geometri, seperti translasi, rotasi, refleksi, atau dilatasi. Misalnya, dua segitiga yang identik secara geometris dapat dianggap ekuivalen karena satu dapat diperoleh dari yang lain melalui serangkaian transformasi.
Baca Juga: Integritas Itu Apa? Pahami Sifat-sifatnya, Peran, dan Mengembangkannya
Ekuivalen dalam Teori Himpunan
Dalam teori himpunan, konsep ekuivalen sering kali terkait dengan relasi ekuivalensi, yang merupakan relasi biner yang membagi himpunan menjadi kelas ekuivalensi. Dua elemen dalam himpunan dikatakan ekuivalen jika mereka terkait oleh relasi ekuivalensi.
Misalnya, jika kita memiliki himpunan bilangan bulat dan mendefinisikan relasi ekuivalensi sebagai "memiliki sisa yang sama ketika dibagi oleh 5," maka bilangan 2 dan 7 akan dianggap ekuivalen karena keduanya memiliki sisa yang sama (2) ketika dibagi oleh 5.