Jangan mendasarkan keputusan kamu pada apa yang dikatakan atau dilakukan semua orang. Apalagi, higgga FOMO (Fear Out Missing Out) karena semata-mata mengikuti rekomendasi orang lain, sehingga tidak menganalisanya kembali, terutama dalam berbisnis atau berinvestasi.
Ingat, ketika kamu rugi, yang merasakan rugi hanya sendirimu dan yang bertanggung jawab sendiri juga. Begitu sebaliknya.
Baca Juga: Gaji TNI dan Jumlah Tunjangan Kinerja Berdasarkan Pangkat
Jangan sampai 'isap jempolmu sendiri'
Kumpulkan terlebih dahulu semua informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan, baik dalam karier, bisnis hingga investasi.
Buffett pun membanggakan dirinya, karena dengan cepat mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan hal ini. Dia menyebut, kegiatan duduk dan berpikir yang tidak perlu, sebagai "mengisap jempol".
Tentukan kesepakatan sebelum mulai
Pengaruh tawar-menawar selalu jadi bagian terbesar sebelum memulai suatu pekerjaan bisnis hingga investasi, untuk menjadi orang kaya raya.
Saat itulah, kesempatan menjelaskan hal yang bisa ditawarkan dengan pihak lain. Dengan kata lain, tinggikan value diri sendiri, untuk mendapatkan kesepakatan yang sesuai.
Dalam investasi, kaitannya apakah harga yang ditawarkan sesuai dengan nilai wajarnya atau lebih murah atau lebih mahal, harus kamu pertimbangkan secara saksama.
Baca Juga: Minerva Electron, Motor Listrik Lokal yang Siap Gempur Pasar Kendaraan Roda Dua!
Perhatikan pengeluaran kecil
Buffett berinvestasi dalam bisnis yang dijalankan oleh manajer yang terobsesi dengan biaya terkecil. Dia pernah mengakuisisi sebuah perusahaan yang pemiliknya menghitung lembaran dalam gulungan kertas toilet 500 lembar, untuk melihat apakah dia ditipu oleh Buffet.