LABVIRAL.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan tidak lagi menjadi calon presiden pada pemilihan umum (pemilu) atau pemilihan presiden (pilpres) Februari 2024 mendatang.
Meskipun demikian sebagian pihak meyakini sosoknya akan sangat menentukan bagi calon yang mendapat dukungan atau "endorse-nya".
Tentu saja keyakinan tersebut perlu didukung oleh data dan fakta yang membuat kalkulasi endorse Jokowi betul- betul mampu menjadi daya ungkit suara bagi capres yang diasosiasikan dekat dengannya.
Baca Juga: Trending Topik Twitter #JakartaButuhCuti, Isinya Keluhan Netizen
Sementara pihak lain tidak yakin Jokowi akan memberikan pengaruh elektoral sigifikan terhadap capres yang dipersepsikan dekat dengan Jokowi.
Dalam dua arus yang berbeda tersebut, sekiranya perlu melihat data-data yang relevan untuk melihat ada pengaruh atau tidaknya sosok Jokowi dalam pilpres tahun depan.
Salah satu data yang penting dan dapat membantu melihat hal tersebut adalah data-data hasil survei terkait dengan tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan presiden Jokowi. Persentase kepuasan dan ketidakpuasan kinerja pemerintah bisa menjadi tolak ukur persepsi dan keinginan rakyat untuk memilih capres ke depan.
Baca Juga: DC Studios Menutup Rumor Serial Harley Quinn yang Diperankan Margot Robbie
Kalau dianggap baik (positif) dan tingkat kepuasan cukup tinggi bisa jadi menjadi signal positif bagi capres yang dekat dengan jokowi. Sebaliknya jika tingkat kepuasan rendah (negatif) bisa sangat menguntungkan bagi calon yang dipersepsi "antitesa" atau yang yang selama ini berada dalam barisan oposional.
Berikut beberapa data hasil survei terkait dengan tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden Jokowi:
- Lembaga Survei Indonesia (LSI): 76,8% (31 Maret-4 April 2023)
- Populi Center: 74% (25 Januari -2 Februari 2023)
- Litbang Kompas: 69% ( 25 Januari - 4 Februari 2023)
- IndikatorPolitik: 73,1% (9-16 Februari 2023)
- SMRC: 79,6 (2-11 Maret 2023)
Baca Juga: Akademisi Minta Pemenang Pilpres 2024 Mengisi Kabinetnya dengan Ahli yang Punya Akses ke Luar Negeri
Sementara dalam simulasi yang dilakukan oleh SMRC atas hasil survei terbarunya memerlihatkan, bahwa pemilih yang positif menilai kinerja pemerintah yang jumlahnya sangat besar (79,6 persen), sebaliknya, yang memiliki penilaian buruk sebesar 20,4 persen.
Dari 79,6 persen yang menilai positif kinerja Jokowi cenderung memilih Ganjar daripada Anies atau Prabowo. Datanya sebagai berikut: 40 persen memilih Ganjar Pranowo. 25 persen memilih Prabowo Subianto, dan 23 persen memilih Anies Baswedan. 12 persen sisanya yang belum menjawab.
Sementara yang 20,4 yang menilai negatif cenderung memilih Prabowo dan Anies. Datanya sebagai berikut: Prabowo: 35 persen, Anies: 32 persen, Ganjar: 19 persen, 14 persen sisanya belum menjawab.***