LABVIRAL.COM - Penentuan awal Idul Fitri dengan metode hisab dan rukyatul hilal tahun 2023 ini kembali menyeruak di tengah-tengah masyarakat.
Pasalnya dua cara tersebut berpotensi mengakibatkan perbedaan awal 1 Syawal 1444 H. Kelompok yang menggunakan metode hisab telah sepakat bahwa Idul Fitri 1444 H jatuh pada tanggal 21 April 2023.
Sementara itu yang menggunakan metode rukyatul hilal belum mengambil keputusan karena masih menunggu sidang isbat bersama pemerintah.
Baca Juga: Sejarah Sidang Isbat di Indonesia untuk Menentukan Hari Raya Idul Fitri
Dari dua cara penentuan kalender hijriyah tersebut, manakah yang lebih akurat antara hisab dan rukyatul hilal?
Pertama-tama perlu dipahami bahwa rukyatul hilal adalah melihat hilal atau bulan baru di langit menggunakan mata secara langsung atau menggunakan alat bantu seperti teropong.
Sedangkan metode hisab adalah menentukan awal bulan dalam kalender hijriyah dengan cara menghitung berdasarkan ilmu falak (astronomi).
Baca Juga: Lebaran Idul Fitri 2023 Tanggal Berapa? Simak Penjelasannya di Sini
Jika menggunakan cara rukyatul hilal, bulan harus benar-benar terlihat, metode hisab tidak perlu melihat wujud bulan secara langsung.
Mereka yang lebih yakin dengan metode pengamatan bulan bukan tanpa alasan. Sebab terdapat sebuah riwayat yang menjelaskan tentang cara tersebut.
Nabi Muhammad bersabda, "Berpuasalah kalian dengan melihatnya (hilal) dan berbukalah dengan melihatnya pula. Apabila kalian terhalang oleh awan (mendung), maka sempurnakanlah jumlah bilangan hari bulan Syakban menjadi tiga puluh." (HR. Bukhari).
Baca Juga: Simak 5 Tutorial Make Up Idul Fitri 2023, Hari Lebaran Kamu Makin Cantik
Dilansir Labviral.com dari situs resmi MUI, kedua metode tersebut sama-sama berasal dari ijtihad ulama.
Maka dari itu, tidak ada yang salah dari keduanya dan umat Islam jangan sampai terpecah belah hanya karena perbedaan ijtihad.
Bahkan organisasi sekaliber Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan dua cara tersebut untuk menentukan awal bulan hijriyah seperti Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha dan lain sebagainya.
Baca Juga: 5 Tutorial Make Up Lebaran 2023, Tampil Cantik dan Natural Siap Sambut Hari Raya Idul Fitri
NU memposisikan metode falak (hisab) sebagai alat bantu dalam pelaksanaan rukyatul hilal karena cara ini tidak akan bisa diselenggarakan tanpa metode falak (hisab) yang baik.
Ormas yang baru berusia satu abad tersebut mempunyai sistem hisab jama’i (tahqiqy tadqiky ashri kontemporer) yang menghitung segenap metode falak yang berkembang di tubuh Nahdlatul Ulama.
Dari ulasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa baik metode hisab maupun rukyatul hilal bisa digunakan dalam menentukan awal Ramadan, Idul Fitri dan lain sebagainya.***