Kampanye itu mendapat tentangan. Bahkan dari Kementerian Kesehatan. Akhirnya ia berjuang memperjuangkan ide program KB melalui jalur swasta.
Bersama sejumlah aktivis perempuan, ia mendirikan Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK) yang menginisiasi klinik-klinik swasta yang melayani KB di berbagai kota. Para pejabat kementerian saat itu tutup mata.
Meski memiliki kepedulian besar tentang KB, menurut Dita Saroso, ibunya tak sempat turut terlibat dalam eksekusinya.
Baca Juga: Tekanan Ban Ideal untuk Mobil Avanza, Bantingan Enak dan Perjalanan Nyaman
"Sepanjang yang saya ingat, Ibu tak pernah masuk BKKBN," ujarnya.
Di penghujung kariernya, Profesor Sulianti lebih banyak menekuni bidang yang sesuai dengan kompetensi akademiknya, yakni penyakit menular. Dokter Sulianti wafat pada 1991.***