Labviral.com - Dr. Stepi Anriani selaku pengamat intelijen menyatakan Indonesia memerlukan intel ekonomi yang kuat untuk menghadapi perang tarif global akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).
“Intelijen ekonomi harus ditingkatkan sebagai alat deteksi dini terhadap dampak perang tarif. Sinergi antara intelijen, pembuat kebijakan, dan pelaku usaha sangat penting agar Indonesia siap menghadapi tekanan ekonomi eksternal,” ujarnya di Jakarta pada Selasa (15/4/2025), merujuk Antara .
Tarif dari Presiden AS Donald Trump sebesar 32 persen ke Indonesia disebutnya signifikan.
“Tiongkok bahkan menghadapi situasi yang lebih parah akibat balasan perang tarif karena transhipment yang digagas Trump,” kata Stepi.
Baca Juga: AHY: Hadapi Tarif Impor Trump, Indonesia Harus Ubah Krisis Jadi Peluang
Perang tarif 2025 ini merupakan lanjutan dari 2018–2020 yang turunkan perdagangan dunia 3 persen dan PDB global 0,8 persen.
Stepi menilai terfragmentasi ekonomi global, membentuk blok baru. Negara bisa melawan AS, persetujuan, atau negosiasi netral.
“Indonesia berada di jantung kawasan Indo-Pasifik yang merupakan episentrum pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Posisi ini memberikan tanggung jawab besar bagi Indonesia untuk mengambil peran strategis dalam mencegah konflik terbuka,” tegas dia.
Baca Juga: SBY Beri Tujuh Saran ke Prabowo Soal Tarif Impor AS, 80 Persen Telah Dilakukan