LABVIRAL.COM - Asma adalah penyakit pernapasan yang cukup sering terjadi. Kemenkes mencatat bahwa setidaknya terdapat 4,5 persen penduduk Indonesia yang mengidap asma per 2020. Penyakit ini dapat menyerang siapapun tanpa memandang usianya, termasuk pada anak-anak.
Penyakit asma pada anak dapat muncul dengan gejala yang berbeda. Akibatnya, asma dapat sulit untuk terdeteksi. Meskipun begitu, tetap ada beberapa gejala yang umum muncul ketika anak sedang mengalami serangan asma, seperti sesak napas, mengi, dan batuk.
Tapi, kita tetap perlu mengetahui penyebab dan gejala lain asma yang dapat muncul pada anak. Berikut kami penyebab asma pada anak.
Baca Juga: Wojciech Szczesny Ungkap Ketakutannya usai Kesulitan Bernapas di Laga Liga Eropa
Baca Juga: King Nassar Masuk Rumah Sakit, Igun: Dia Sesak Napas Hingga Sulit Bicara
Penyebab Asma pada Anak
Penyebab asma sendiri masih belum bisa diketahui secara pasti. Tapi, terdapat kondisi tertentu yang dapat meningkatkan faktor pemicu asma pada anak, di antaranya:
- Anak lahir secara prematur.
- Anak lahir dengan berat badan di bawah normal.
- Terpapar asap rokok, baik saat masih berada dalam kandungan maupun pasca kelahiran.
- Mengalami infeksi saluran pernapasan berulang kali dan tergolong parah, seperti pneumonia.
- Memiliki faktor genetik dari keluarga yang juga memiliki asma.
- Memiliki riwayat alergi.
Baca Juga: Biar Makin Glowing, Begini Cara Membiarkan Kulit Bernapas
Baca Juga: Ternyata Kondisi Kulit dapat Gambarkan Kesehatan Pernapasan
Gejala Asma pada Anak
Gejala asma pada anak ditandai dengan gejala utama sesak napas, mengi, dan batuk seperti gejala asma pada umumnya. Selain itu, terdapat pula beberapa gejala lainnya yang berpotensi untuk muncul, seperti:
- Sulit bernapas.
- Napas tampak berat dan cepat atau terengah-engah.
- Anak terlihat lemas dan kurang aktif.
- Anak mudah lelah.
- Anak sering batuk.
- Otot pada dada dan leher anak terlihat seperti tertarik saat bernapas.
- Anak menjadi rewel karena kesulitan bernapas.
- Pada kasus yang lebih berat dan parah, anak dapat kesulitan berbicara, perut mengempis ketika bernapas, hingga penurunan kesadaran bahkan pingsan akibat kekurangan oksigen.