LABVIRAL.COM - Secara tidak sadar banyak dari kita yang ternyata memiliki mental yang lemah walaupun sudah memasuki usia dewasa. Faktor yang menyebabkan seseorang memiliki mental yang lemah pun bisa dipengaruhi oleh banyak.
Beberapa diantaranya seperti lingkungan tempat tinggal, pola pikir yang melekat dari kecil, kurangnya pengalaman, hingga perlakuan yang didapatkan dari keluarga sejak kecil.
Dalam meraih kesuksesan baik dalam berkarier atau berbisnis, hal-hal seperti skill, hoki, uang, latar belakang pendidikan, atau wawasan saja tidak cukup.
Baca Juga: Hanif Andarevi Bagikan Kesan Manis Dalam Lirik Lagu Candu Sampai Ke Nadi
Mental yang kuat juga memainkan peranan yang besar dalam menyukseskan setiap jalan dan rencana yang ingin dilakukan dan goal yang ingin dicapai.
Tidak ada kata telat untuk belajar dan memperbaiki diri. Jadi, jika kamu ingin tahu apakah kamu bermental lemah dan ingin memperbaikinya, berikut 7 tanda mental lemah dan tips menghilangkannya.
1. Tidak dapat Membuat Keputusan untuk Diri Sendiri
Sifat atau kebiasaan ini biasanya timbul karena kamu terlalu sering membiarkan orang lain mengatur dan mengarahkan arah hidupmu.
Seperti, orang tua yang memilihkan jurusan kuliah atau membiarkan teman kelompok belajar yang memutuskan ide, atau tidak pernah berani menjadi pimpinan untuk sebuah organisasi.
Baca Juga: Alasan Gigi Berlubang Menyebabkan Bau Mulut dan Cara Penanganannya
Kebiasaan membiarkan orang lain menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan diri kamu akan membuatmu menjadi ragu untuk menentukan pilihanmu sendiri.
Jika ini terus berlanjut, kebiasaan ini akan menjadi perilaku ketergantungan yang nantinya akan merugikanmu di masa depan.
Sesuatu yang terlalu banyak dicampuri orang lain dan bukan dari hasil keputusan sendiri biasanya akan berujung terhadap penyesalan lho, kamu tidak mau kan?
Baca Juga: Alasan Gigi Berlubang Menyebabkan Bau Mulut dan Cara Penanganannya
Tips: Cara memperbaiki hal seperti ini bisa dimulai dari hal kecil. Karena sifat ini bisa timbul karena kurangnya kemandirian dan terlalu bergantung terhadap orang lain.
Perubahan kecil yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan sifat ini adalah dengan mencoba melakukan apapun sendiri, seperti pergi belanja sendiri, menonton film pilihan sendiri, makan direstoran favorit sendiri, atau pergi liburan/travelling sendiri.
Dengan melakukan semua hal di atas secara sendiri, kamu bisa belajar untuk memutuskan hal-hal kecil murni dari diri sendiri tanpa pengaruh orang lain.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Orang Amerika Suka Makanan Cepat Saji
2. Ketergantungan yang Berlebihan
Apakah kamu merasa akhir-akhir ini kamu tidak bisa melakukan apapun jika orang lain tidak menyuruh atau melakukannya untukmu? Baik itu kepada orang tua, teman, atau pacar?
Kalau iya, itu artinya kamu sudah memasuki tahap perilaku ketergantungan yang berlebihan. Apalagi hal itu kamu alami pada usia produktif yaitu 21 tahun ke atas. Di mana di usia tersebut harusnya kamu sudah bisa melakukan dan memutuskan segalanya sendiri.
Jika ini terus dibiarkan, sifat ketergantungan berlebihan yang kamu alami saat ini bisa pelan-pelan merusak kepercayaan dirimu sehingga bisa menyulitkanmu dalam mencari kerja dan bersosialisasi.
Baca Juga: Diet Mediterania Dipecaya Bisa Meningkatkan Kesuburan
Tips: Nah cara menghilangkan sifat ketergantungan yang berlebihan ini adalah dengan mencoba sebisa mungkin melakukan sendiri segala aktivitas sehari-hari.
Seperti memasak makanan sendiri, memilih hobi yang bisa mengekspresikan dirimu semaksimal mungkin seperti melukis atau memainkan alat musik.
Dengan melakukan hal ini, kamu secara perlahan akan terbiasa melakukan setidaknya satu hal rutin secara mandiri, mulai dari mencari informasi sendiri, belajar sendiri, dan mempraktikannya sendiri.
3. Pencari Perhatian
Attention Seeker atau pencari perhatian adalah perilaku seseorang yang akan menggunakan berbagai cara agar bisa diperhatikan dan diakui.
Biasanya kebiasaan ini dimiliki oleh orang-orang yang memang terbiasa menjadi pusat perhatian. Baik itu dari segi visual, latar belakang keluarga, atau kemampuannya.
Baca Juga: Wow! Lirik Lagu 'Bapakku Dokter Cinta' Cocok Untuk Kamu Yang Kebal Sama Rasa Sakit Hati
Biasanya orang-orang yang memiliki tanda-tanda ini akan melakukan hal yang bahkan tidak penting sama sekali hingga bisa merugikan dirinya sendiri hanya untuk sebuah perhatian atau pengakuan.
Banyak yang mengira orang yang memiliki sifat attention seeker sama seperti narsis atau terlalu mencintai dirinya sendiri.
Padahal itu sama sekali tidak benar. Justru sebaliknya, orang yang memiliki sifat ini artinya kurang percaya dengan penampilannya sendiri.
Baca Juga: Galau Jerawat Tak Kunjung Sembuh? Yuk, Cobain Diet Rendah Glikemik!
Yep, attention seeker adalah salah satu perilaku yang lahir karena kurangnya kepercayaan diri. Misalnya, demi mendapatkan perhatian di sekitarnya, dia rela menjadi orang lain, membeli barang yang tidak disukainya, memakan makanan yang tidak disukainya agar bisa diakui.
Bahkan, untuk level yang lebih parah, attention seeker bisa sampai melukai dirinya sendiri demi menjadi pusat perhatian, baik dari sebuah kelompok atau terhadap orang tertentu.
Tips: Langkah awal yang bisa dilakukan demi mengurangi perilaku ini bisa dengan mencoba liburan/travelling sendiri. Di mana kamu hanya membutuhkan dirimu sendiri dalam menyelesaikan masalah yang kamu temukan selama travelling.
Baca Juga: 6 Langkah Mencegah Asam Lambung Tinggi Penyebab Heartburn
Dengan travelling sendiri, kamu bisa lebih fokus terhadap dirimu sendiri dan semakin lama kamu bisa menyadari bahwa perhatian atau pengakuan orang lain tidak sepenuhnya bisa membuat hidupmu lebih bahagia.
Selain itu istirahatlah sementara dari media sosial seperti Instagram yang bisa memicu rasa iri. Perbanyak baca buku tentang meningkatkan kepercayaan diri dan pengembangan diri.
4. Susah Move On
Julukan susah move on sering kali diberikan kepada mereka yang baru putus dan belum memiliki pacar. Padahal sebenarnya, susah move on itu tidak hanya seputar masalah percintaan saja.
Orang yang susah move on artinya dia orang yang sulit melepas kenangan buruk, sulit memaafkan, dan tidak menyukai perubahan.
Baca Juga: 5 Tips Mudah Atasi Ketombe, Jangan Mudah Stres Salah Satunya
Orang-orang seperti ini dikatakan bermental lemah karena mereka tidak mau lepas dari masa lalu dan tidak ada keinginan untuk maju atau memperbaiki diri menjadi lebih baik.
Tips: Jika kamu atau ada orang terdekatmu yang memiliki sifat seperti ini, langkah awal yang bisa dilakukan untuk menghilangkan sifat ini adalah dengan banyak bercerita kepada sahabat, keluarga, atau orang yang dipercaya bisa memberikan solusi terhadap masalah yang dialami.
Kamu bisa juga mencoba hal baru yang tidak pernah kamu lakukan sebelumnya untuk bisa mengurangi trauma dari masa lalumu seperti memelihara binatang, berpergian sendiri, atau belajar hal-hal baru seperti melukis, menyetir, menjahit, dan sebagainya.
Aktivitas baru memang penting, tapi pilih yang bisa menenangkanmu juga yah.
5. Mudah Menyerah
Mudah menyerah adalah sekian dari banyaknya dampak negatif yang timbul karena kurangnya kepercayaan diri.
Biasanya sifat mudah menyerah timbul karena tekanan, baik dari lingkungan atau pekerjaan yang terlalu berlebihan tapi tidak mendapat dukungan. Sehingga seseorang memilih untuk menyerah lebih cepat bahkan sebelum mencoba.
Baca Juga: Yuk! Rayakan Momen Bahagiamu Bersama Dengan Lirik Lagu 'After School' Milik Weeekly
Untuk itu, dukungan dan nasihat adalah salah satu hal penting untuk membuat orang-orang yang mudah menyerah untuk kembali semangat dan optimis dalam menjalani apa yang sudah direncanakannya.
Tips: Jika kamu merasa kamu tipe yang seperti ini, cara mudah yang bisa kamu lakukan untuk menghilangkan sifat ini adalah menerapkan komitmen bahkan pada hal sekecil apapun. Misalnya berkomitmen untuk hanya menghabiskan Rp30 ribu per hari untuk makanan selama seminggu.
Bisa juga, berkomitmen untuk menghabiskan serial drama korea favorit dengan catatan hanya menonton 1 episode per hari sampai episode akhir. Tidak ada yang salah kok menerapkan latihan memperkuat komitmen dan disiplin dengan hal-hal yang kamu sukai.
Jangan lupa, catat setiap pencapaian yang kamu lakukan dan kembangkan latihan ini ke hal-hal yang lebih besar seperti komitmen belajar alat musik atau memasak makanan sampai bisa.
6. Sulit Mengontrol Emosi
Sulit mengontrol emosi biasanya akan membuatmu melakukan hal yang implusif atau tiba-tiba tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Seperti berbicara yang bisa menyakiti orang lain sampai berbelanja hal yang tidak penting hanya karena bosan.
Kurang bisa mengontrol emosi juga bisa membuat hubunganmu dan orang lain baik itu teman dekat, teman kantor, dan orang-orang sekitarmu menjadi renggang karena kamu yang terlalu sensitif, mudah tersinggung, hingga keras kepala dan tidak mau mendengarkan orang lain.
Baca Juga: 5 Jus Sehat yang Ampuh Mengatasi Rambut Rontok, Cobain Deh!
Kesulitan mengontrol emosi juga bisa timbul karena stres dan beban kerja yang berlebihan, lingkungan yang toxic, atau gaya hidup yang tidak sehat.
Tips: Bisa sangat merugikan diri sendiri, salah satu hal mudah yang bisa kamu lakukan untuk masalah seperti ini adalah mencoba mencari informasi tentang anger management di internet.
Pergi konsultasi dengan psikolog, banyak bercerita kepada orang terdekat tentang masalah yang kamu hadapi, menjauh dari media sosial, dan pergi berlibur untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran.
7. Dendaman
Dendam, merupakan salah satu sifat kurang baik. Di mana biasanya orang pendendam akan selalu mengingat keburukan atau kejahatan orang lain dan sering memiliki niatan untuk membalas kejahatan orang tersebut.
Lalu, apa saja sih ciri-ciri orang pendendam dan apakah kamu memiliki ciri-ciri tersebut? Ciri yang pertama adalah, sering mengungkit masa lalu. Kedua, suka menyindir orang. Terakhir, senang melihat orang lain susah.
Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Rumah yang Bersih dapat Meningkatkan Kesehatan Mental
Tips: Jika memiliki sifat mental lemah tersebut, kamu perlu mendekatkan diri dengan Tuhan, banyak berdoa, dan belajar memaafkan. Ingat dendam hanya akan membuatmu penuh dengan kedengkian.
Kalau begitu, siapa dong yang dirugikan? Diri kamu sendiri bukan? Jadi, mulai dari sekarang, janganlah kamu membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi balaslah kejahatan dengan kebaikan dan prestasi.