Mengenal Aneurisma, Penyebab, dan Gejala yang Bikin Influencer Binaraga Jo Lindner Meninggal

Haris Ma'ani
Senin 03 Juli 2023, 09:15 WIB
Ilustrasi otak.  (Sumber : unsplash.com/@joshriemer)

Ilustrasi otak. (Sumber : unsplash.com/@joshriemer)

1. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
2. Berusia lebih dari 40 tahun.
3. Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause.
4. Memiliki riwayat cedera kepala.
5. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
6. Menggunakan narkoba, terutama kokain.
7. Memiliki kebiasaan merokok.
8.Memiliki keluarga dengan aneurisma otak.

Selain faktor-faktor tersebut, ada beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, yaitu:

1.Penyakit ginjal polikistik
2.Koartasio aorta
3.Malformasi arteri-vena
4.Sindrom Ehlers-Danlos
5.Sindrom Marfan

(unsplash.com/@olga_kononenko)(unsplash.com/@olga_kononenko)

Gejala aneurisma otak

Aneurisma otak yang masih berukuran kecil dan belum pecah sering kali tidak menimbulkan gejala.

Namun, seiring ukuran aneurisma membesar, penderita bisa mengalami berbagai keluhan, seperti :

1.Nyeri di sekitar mata.
2.Mati rasa di salah satu sisi wajah.
3.Pusing dan sakit kepala.
4.Kesulitan berbicara
5.Gangguan keseimbangan
6.Sulit berkonsenstrasi
7.Penurunan daya ingat.
8.Gangguan penglihatan

Aneurisma otak yang makin membesar bisa pecah dan menimbulkan perdarahan di otak. Gejala pecahnya aneurisma otak dapat berupa :

1.Sakit kepala parah.
2.Pandangan kabur atau penglihatan ganda.
3.Mual dan muntah.
4.Lemah atau lumpuh di salah satu sisi tubuh atau tungkai.
5.Sulit berbicara
6.Sulit berjalan
7.Kelopak mata turun (ptosis)
8.Kejang
9.Penurunan kesadaran

Baca Juga: Mengetahui Arti Bahasa Kucing yang Wajib Kamu Ketahui, Mulai dari Suara Meong Hingga Ke Bentuk Tubuh

Pencegahan aneurisma otak

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini