Berbahaya, Ini Efek Jangka Panjang Mengonsumsi Garam Berlebihan

Zahwa Elia Azzahra
Kamis 16 Maret 2023, 23:57 WIB
Ilustrasi garam (Sumber : freepik.com)

Ilustrasi garam (Sumber : freepik.com)

LABVIRAL.COM - Makanan tanpa garam, terasa hambar dan kurang enak bagi pecinta makanan Indonesia. 

Itulah mengapa banyak orang Indonesia suka menambahkan garam untuk menambah kelezatan gurihnya makanan yang dimakannya. 

Selain sebagai penambah rasa, garam juga mengandung sodium yang punya peranan penting bagi kesehatan manusia. 

Baca Juga: Sudah Tahu? Ini Kebiasaan Orang dengan IQ Tinggi

Namun, terlalu banyak mengonsumsi garam juga tidak baik bagi kesehatan. 

World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk membatasi konsumsi garam sebanyak 2.400 mg atau sekitar 1 sendok teh garam per hari. Jika kita mengonsumsi lebih dari itu, apa efek yang akan terjadi pada tubuh kita? 

Efek jangka pendek kelebihan konsumsi garam

Retensi air di dalam tubuh 

Dilansir dari laman Healthline, efek makan garam terlalu banyak dalam jangka pendek adalah perut terasa lebih kembung atau bengkak dari biasanya. 

Ini terjadi karena ginjal ingin mempertahankan rasio natrium terhadap air tertentu dalam tubuh kita.  

Baca Juga: Studi: Minum Teh Hijau Baik untuk Kesehatan Jantung dan Hipertensi

Untuk melakukannya, ginjal menyimpan air ekstra untuk mengimbangi natrium ekstra yang kita makan hingga menimbulkan retensi.

Retensi atau tumpukan air yang meningkat ini dapat menyebabkan pembengkakan, terutama di tangan dan kaki, sehingga mengakibatkan berat badan yang lebih dari biasanya.

Tekanan darah naik 

Makanan yang mengandung banyak garam  dapat menyebabkan volume darah yang lebih besar, mengalir melalui pembuluh darah dan arteri. 

Hal ini dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah naik sementara. Namun, dipercaya bahwa tidak semua orang mungkin mengalami efek ini. 

Baca Juga: Aturan Sehat Mengonsumsi Gula yang Benar Menurut Ahli

Misalnya, penelitian menunjukkan, orang yang tidak sensitif terhadap garam mungkin tidak mengalami peningkatan tekanan darah setelah makan kaya garam

Rasa haus 

Makanan asin juga bisa menyebabkan mulut kering, sehingga seseorang akan merasa haus.

Kondisi ini mendorong seseorang untuk minum lebih banyak dan tubuh kita mencoba memperbaiki rasio natrium terhadap air. 

Baca Juga: 7 Buah-buahan yang Aman untuk Penderita Diabetes

Peningkatan asupan cairan yang dihasilkan ini, dapat menyebabkan buang air kecil lebih sering dari biasanya.

Efek jangka panjang kelebihan konsumsi garam 

 Hipermatremia

Gagal mengonsumsi cairan setelah makan garam dalam jumlah banyak juga dapat menyebabkan kadar natrium tubuh naik di atas tingkat yang aman, mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai hipernatremia. 

Hipernatremia dapat menyebabkan air keluar dari sel tubuh dan masuk ke dalam darah. Ini adalah upaya tubuh untuk mengencerkan kelebihan natrium.  

Baca Juga: 6 Tanda Kamu Butuh Cuti Kerja, Jangan Anggap Sepele

Jika tidak ditangani, perpindahan cairan ini dapat menyebabkan disorientasi, kejang, koma, dan bahkan kematian.

Kanker perut

Beberapa penelitian mengaitkan makan garam dalam jumlah banyak dengan risiko kanker perut yang lebih tinggi. 

Sebuah tinjauan yang melibatkan lebih dari 268.000 peserta menunjukkan, orang yang mengonsumsi garam rata-rata 3 gram per hari, mungkin memiliki risiko kanker perut hingga 68 persen lebih tinggi daripada orang dengan asupan garam rata-rata 1 gram per hari.

Baca Juga: Ternyata, Ada Hubungan antara Stunting dan Pernikahan Dini

Studi lain menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi banyak garam mungkin memiliki risiko kanker perut dua kali lebih tinggi, dibandingkan dengan kelompok yang asupan garamnya yang lebih rendah.

Namun, penelitian ini tidak secara jelas mendefinisikan apa yang dianggap asupan garam tinggi atau rendah. 

Risiko penyakit jantung dan kematian dini meningkat  

Sebenarnya, hubungan antara makan garam berlebihan, penyakit jantung, dan kematian dini masih agak kontroversial.

Beberapa penelitian menunjukkan, asupan garam yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan pengerasan pembuluh darah dan arteri. Kondisi ini dapat menyebabkan risiko penyakit jantung dan kematian dini yang lebih tinggi.

Baca Juga: Apakah Penyakit Kuning sama dengan Hepatitis?

Misalnya, satu penelitian selama 20 tahun mencatat bahwa peserta yang mengonsumsi kurang dari 5,8 gram garam per hari memiliki tingkat kematian dini terendah, sedangkan peserta yang mengonsumsi lebih dari 15 gram garam per hari memiliki tingkat kematian dini tertinggi.

Namun, studi lain mengatakan bahwa mengonsumsi banyak garam tidak memiliki efek pada kesehatan jantung atau kematian dini, dan makanan rendah garam juga sebenarnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

 

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini