LABVIRAL.COM - Angin duduk (angina pectoris) adalah nyeri pada dada akibat aliran darah ke otot jantung yang terganggu. Penyakit ini bisa terjadi secara mendadak. Seseorang yang melakukan aktivitas berat dan membutuhkan tenaga ekstra berpeluang mengalami angin duduk.
Dilansir dari Halodoc.com, risiko terjadinya angin duduk juga dimiliki oleh orang dengan kadar kolesterol tinggi, mengidap penyakit diabetes, punya catatan penyakit jantung, memiliki riwayat hipertensi, stres, kelebih berat badan atau obesitas, serta aktif merokok. Tak hanya itu, kurang berolahraga juga menjadi faktor lain seseorang menderita angin duduk.
Penyebab Angin Duduk
Penyebab angin duduk cukup beragam. Namun, semua penyebab itu akan mengarah pada terhambatnya aliran darah yang membawa oksigen ke jantung. Berikut adalah sejumlah faktor yang memicu terjadinya angin duduk:
- Aktivitas fisik menjadi penyebab umum munculnya angin duduk. Salah satu contohnya ketika berolahraga. Aktivitas tersebut menuntut banyak pasokan oksigen dari aliran darah. Jika terjadi penyumbatan atau penyempitan pembuluh koroner, potensi terjadinya angin duduk akan besar.
- Penyebab berikutnya terkait dengan konsumsi makanan berkolesterol tinggi. Hal itu bisa mengakibatkan terjadinya timbunan lemak dan pembekuan darah. Alhasil, 2 faktor tersebut dapat menghalangi aliran darah menuju jantung.
- Berbeda dengan 2 penyebab di atas, angin duduk juga bisa diderita seseorang karena adanya penyempitan arteri jantung sementara. Penyempitan itu terjadi akibat spasem atau kekakuan pembuluh darah. Karena itu, angin duduk jenis ini bisa terjadi kapan saja, bahkan bisa menyasar ke orang yang sedang istirahat.
Baca Juga: Jangan Asal, Ini 5 Cara Mendiagnosis Angin Duduk Agar Dapat Penanganan Tepat
Baca Juga: Benarkah Kena Angin Duduk Boleh Dikerok?
Gejala Angin Duduk
Secara umum, orang yang menderita angin duduk mengalami nyeri dada atau tekanan. Selain itu, pengidap penyikat ini biasanya juga merasakan sesansi remasan dan sesak dada. Kendati begitu, belum ada gejala yang secara spesifik menggambarkan adanya angin duduk.
Diagnosis Angin Duduk
Upaya awal yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis angin duduk dapat dilakukan dengan memeriksakan diri ke dokter terkait gejala-gejala yang dirasakan. Setelah itu, dokter baru akan berlanjut ke proses berikutnya untuk mendalami keluhan pasien, seperti melakukan langkah-langkah berikut ini:
- Elektrokardiogram (EKG)
EKG sebagai alat rekam jantung dapat dilakukan untuk melihat aliran darah pengidap yang mengalami gangguan di dada pasien.
- Ekokardiografi
Tes melalui ekokardiografi bisa digunakan untuk mengamati struktur jantung, tetapi melalui gelombang suara. Dengan demikian, kelainan pada struktur jantung, seperti kerusakan otot jantung, bisa diidentifikasi.
- Kateterisasi