LABVIRAL.COM - Memilih obat yang cocok merupakan salah satu kunci cara mengobat diabetes agar kadar gula tetap terkontrol. Jenis obat diabes yang diberikan berbeda-beda tergantung tipe iabetes melitus yang diidap oleh penderita.
Meski tidak menyebuhkan penyakit ini, tapi konsumsi obat diabetes mampu menjaga kadar gula darah tetap pada batas normal dan mencgah terjadinya komplikasi akibat diabetes yang tidak terkontrol.
Diabetes ditandai dengan tingginya gula darah dalam tubuh. Diabetes juga disebut kencing manis ini disebabkan ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi dan menggunakan insulin sebagaimana mestinya.
Baca Juga: Alasan Mengapa Penderita Hipertensi Dilarang Minum Kopi
Apa itu insulin? Insulin sendiri adalah hormon yang diproduksi secara alami di pankreas dan berfungsi untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Berikut ini 8 obat diabetes yang biasa diresepkan oleh dokter yang dihimpun Labviral.com dari berbagai sumber;
1. Insulin
Pankreas penderita diabetes tipe 1 tidak bisa lagi memproduksi insulin, sehingga insulin diberikan melalui suntikan untuk menjaga kadar gula darah dalam kondisi normal.
Suntik insulin adalah satu-satunya obat diabetes yang diberikan kepada penderita diabetes tipe 1. Selain itu, penderita diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional juga dapat diberikan suntik insulin jika dibutuhkan.
Baca Juga: Bumil Banyak Minum Kopi Berisiko Anak Bertubuh Pendek
Karena obat diabetes bisa menimbulkan efek samping, konsumsinya harus sesuai anjuran dan berada di bawah pengawasan dokter. Selain itu, Anda juga perlu kontrol secara rutin ke dokter untuk memantau kadar gula darah dan menilai efektivitas terapi yang diberikan.
2. Metformin
Metformin umumnya menjadi obat pertama yang diresepkan untuk penderita diabetes tipe 2. Obat diabetes ini bekerja dengan mengurangi pembentukan glukosa di organ hati dan meningkatkan fungsi insulin dalam mengendalikan kadar gula darah.
Baca Juga: 5 Langkah Menghentikan Diare Tanpa Obat
Konsumsi metformin dapat menimbulkan efek samping, seperti mual, sakit perut, perut kembung, dan diare. Namun, efek samping tersebut akan berkurang seiring tubuh beradaptasi dengan obat diabetes ini. Metformin bisa dikombinasikan dengan obat diabetes lainnya atas anjuran dokter.
3. Sulfonilurea
Sulfonilurea adalah obat diabetes tipe 2 yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pankreas memproduksi lebih banyak insulin.
Jumlah insulin yang terlalu banyak dalam tubuh terkadang menimbulkan efek samping, yaitu hipoglikemia atau rendahnya gula darah yang ditandai dengan pusing, banyak berkeringat, tubuh gemetaran, dan kesemutan.
Baca Juga: Kenali! Ini 7 Ciri-ciri Campak pada Anak
Untuk mengurangi keparahan efek sampingnya, penderita diabetes yang mengonsumsi sulfonilurea dianjurkan selalu makan dengan teratur. Jenis obat diabetes ini biasanya dijadikan sebagai alternatif metformin atau bisa juga dikombinasikan dengan metformin.
4. Meglitinide
Cara kerja meglitinide sebenarnya sama dengan sulfonilurea, yaitu merangsang pankreas agar menghasilkan lebih banyak insulin. Bedanya, meglitinide bekerja lebih cepat daripada sulfonilurea dan tidak bertahan lama di dalam tubuh.
Efek samping yang dapat muncul dari obat diabetes ini pun mirip dengan sulfonilurea, yaitu cepat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan berat badan.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Daun Sirih Bisa Redakan Hidung Mimisan?
5. Thiazolidinediones
Obat diabetes yang satu ini memiliki cara kerja yang mirip dengan metformin, yaitu mengurangi pembentukan glukosa di hati dan meningkatkan aktivitas insulin. Salah satu contoh jenis obat golongan ini adalah pioglitazone.
Konsumsi thiazolidinediones diketahui dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Oleh karena itu, dokter juga akan memantau kesehatan jantung penderita diabetes yang mengonsumsi obat ini.
Baca Juga: Kamu Perlu Tahu! Ini Khasiat Jamu Beras Kencur yang Jarang Diketahui
6. Inhibitor DPP-4
Inhibitor DPP-4 mampu merangsang pelepasan insulin ketika gula darah meningkat yang terjadi setelah makan dan menghambat pelepasan glukosa dari hati. Kabar baiknya, obat diabetes ini jarang menyebabkan hipoglikemia.
Namun, inhibitor DPP-4 tetap mungkin untuk menimbulkan efek samping, misalnya sakit tenggorokan, sakit perut, hidung tersumbat, diare, hingga pankreatitis akut. Beberapa contoh obat diabetes dari golongan penghambat DPP-4 adalah alogliptin, sitagliptin, saxagliptin, dan linagliptin.
Baca Juga: Gampang, Gak Perlu Ribet! Berikut Cara Buat Jamu Beras Kencur
7. Inhibitor SGLT2
Obat diabetes ini memengaruhi fungsi penyaringan darah di ginjal dengan menghambat kembalinya glukosa ke aliran darah. Glukosa yang berlebihan kemudian akan keluar dari tubuh melalui urine. Contoh obat diabetes dari golongan ini adalah empagliflozin dan dapagliflozin.
Konsumsi inhibitor SGLT2 bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti infeksi saluran kemih dan infeksi jamur vagina. Namun, obat diabetes jenis ini diketahui bisa mengurangi risiko terjadinya penyakit ginjal.
Baca Juga: Daftar Bumbu Dapur yang Bisa Dijadikan Obat Asam Urat
8. Inhibitor alfa-glukosidase
Cara kerja inhibitor alfa-glukosidase agak berbeda dengan obat diabetes lainnya. Inhibitor alfa-glukosidase bekerja dengan menghambat pemecahan karbohidrat dari makanan menjadi glukosa untuk mengendalikan kadar gula darah.
Contoh dari obat diabetes ini adalah acarbose dan miglitol. Efek samping yang umumnya ditimbulkan berupa sakit perut, diare, dan perut kembung.
Baca Juga: Gampang! Resep Jamu Kunyit Asam Anti Ribet
Note: Apabila Anda mengalami gejala efek samping selama mengonsumsi obat diabetes, jangan ragu untuk beri tahu dokter yang merawat Anda. Nantinya, dokter akan mengurangi dosis atau mengganti jenis obat diabetes yang Anda gunakan.