Sebagai catatan, bahwa ini adalah golongan obat keras, jadi harus menggunakan resep dokter. Selama ini, banyak yang meminum obat-obatan ini tanpa menggunakan resep dokter.
Saat memeriksakan keadaanmu ke dokter, kamu akan diberikan obat antagonis reseptor H2 ketika kamu mengalami gangguan asam lambung kronis seperti adanya tukak lambung atau luka pada lambung.
Kondisi sakit lambung lain seperti perdarahan di lambung atau gerd akan mendapatkan obat antagonis reseptor H2 ini karena gejalanya sudah mulai berat dibandingkan gejalanya yang bisa diatasi dengan antasida saja.
“Atau mungkin dari kalian sering mengkonsumsi obat anti nyeri, nah obat anti nyeri efeknya nanti bisa juga mengalami tukak lambung, sehingga untuk penyembuhan tukak lambung akibat obat anti nyeri juga bisa menggunakan antagonis reseptor H2, tapi tetap harus dengan pengawasan dokter,” katanya.
Baca Juga: Ciri-ciri Maag Sudah Parah yang Berbahaya dan Tidak Boleh Diabaikan
Contoh obat sakit lambung golongan 2 atau kategori antagonis reseptor H2 ini biasanya diberi nama dengan akhiran “idin” seperti Ranitidin, Simetidin atau Famotidin.
3. Sakit Lambung Golongan Pompa Proton
Obat sakit lambung dengan kasta tertinggi adalah golongan penghambat proton atau disebut PPI proton pump inhibitor, dengan nama yang diakhiri dengan “Sol” seperti Lansoprasol, Omeprasol, Esomeprasol atau Rabeprasol.
Obat-obat sakit lambung jenis ini bekerja untuk menghambat sistem proton. Sistem proton ini berguna untuk mensekresi asam lambung. Maka jika proton pump inhibitor ini digunakan, maka pompa proton akan dihambat sehingga sekresi asam lambung juga akan menurun.
Ini adalah obat keras dan diberikan atau diresepkan dokter pada pasien sakit lambung yang sudah sangat berat.