LABVIRAL.COM - Dengan semakin berkembangnya teknologi di dunia kecantikan, kini wanita bisa melakukan apa saja pada bagian tubuhnya yang dirasa kurang memuaskan. Contohnya pada bagian payudara.

Sebagian wanita menganggap semakin besar payudara, maka semakin indah pula payudara mereka untuk dilihat.

Maka tidak heran jika banyak wanita yang terobsesi memiliki payudara yang besar dan kencang. Biasanya hal itu dapat direalisasikan dengan melakukan operasi plastik, tapi tentu saja akan memakan biaya yang mahal juga.

Baca Juga: Ladies, Sudah Tahu Belum? Ini 6 Kebiasaan Makan untuk Cegah Kanker Payudara

Tapi ternyata, merubah bentuk payudara juga bisa dilakukan dengan treatment filler. Umumnya, suntik filler dilakukan untuk menambahkan volume pada bagian wajah tertentu seperti hidung, bibir hingga dagu. Apalagi biaya untuk melakukan filler payudara cukup terjangkau.

Namun, profesor bedah plastik, David S Perdanakusuma, SpBP-RE(K) menjelaskan bahwa penggunaan filler untuk payudara ternyata masih dilarang di banyak negara.

Baca Juga: Dilarang di Beberapa Negara, Ternyata Ini Bahayanya Filler Payudara

"Secara umum, filler digunakan untuk mengisi kekosongan atau area yang depres atau cekung namun tidak untuk menambah volume atau memperbesar bagian tubuh. Banyak negara yang melarang tindakan tersebut. Bedah plastik tidak menyarankan dan tidak merekomendasi prosedur tersebut," papar dr. David.

Kalaupun ingin menggunakan filler, dr. David menjelaskan bahwa untuk membentuk payudara yang bagus, satu payudara membutuhkan 200 sampai 300 cc cairan filler hyaluronic acid (HA).

Selain itu, salah satu hal yang penting dalam melakukan prosedur filler adalah memilih bahan yang akan digunakan.

Baca Juga: 5 Selebriti yang Memutuskan Operasi Payudara, Ubah 34 ke 36 C

Pada zaman dulu, filler mudah menyebabkan komplikasi, terutama bila yang digunakan adalah bahan yang tidak dapat diserap oleh tubuh seperti polyacrylamide hydrogel dan silikon.

Kedua bahan tersebut susah untuk dihilangkan, sehingga rentan menyebabkan kerusakan jaringan dan timbulnya jaringan parut (scar).

Bahkan, penggunaan silikon pada payudara dapat menimbulkan komplikasi yang parah hingga prosedur mastektomi (pengangkatan payudara) harus dilakukan.

Baca Juga: Kenapa Orang Obesitas Berisiko Tinggi Kena Kanker Payudara? Ini Jawaban Dokter

Meski HA tidak menghasilkan zat yang berbahaya seperti protein atau virus dan mulai digunakan untuk filler payudara, saat ini masih terjadi perdebatan mengenai komplikasi yang mungkin timbul dari penggunaan HA tersebut.

Setelah mengetahui ini, apakah kamu masih tertarik untuk memperindah bentuk payudara dengan treatmen filler?***