Para peneliti mendengarkan bagian tengah Bimasakti karena di sana terdapat banyak bintang dan exoplanet yang berpotensi untuk dihuni. Selain itu, jika alien cerdas di inti Bimasakti ingin menjangkau seluruh galaksi, mereka bisa mengirimkan sinyal yang menyapu beragam planet, mengingat posisi mereka yang istimewa di pusat galaksi.
Menggunakan bandwidth yang sempit dan pola yang berulang-ulang akan menjadi cara utama bagi alien untuk mengungkapkan diri mereka sendiri, karena kombinasi seperti itu sangat tidak mungkin terjadi secara alami, kata rekan penulis studi tersebut, Steve Croft, seorang ilmuwan proyek dari program Breakthrough Listen, mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.
Metode ini menggunakan algoritma yang dapat mencari 1,5 juta sampel data teleskop dalam 30 menit. Meskipun para peneliti tidak menemukan tanda-tanda dalam pencarian pertama mereka, mereka mengatakan bahwa kecepatan algoritma akan membantu meningkatkan pencarian di masa depan.
Sebelumnya, para ahli luar angkasa telah mendeteksi sinyal gelombang radio yang tidak biasa dari pusat galaksi Bima Sakti. Sinyal energi ini tidak seperti fenomena apa pun yang pernah diteliti sebelumnya dan bisa menunjukkan adanya bentuk kehidupan cerdas yang belum diketahui.
Sinyal gelombang radio ini berasal dari sebuah objek yang disebut ASKAP J173608.2-321635, yang ditemukan oleh teleskop Australia Square Kilometre Array Pathfinder (ASKAP) pada tahun 2019.
Objek ini mengeluarkan sinyal gelombang radio yang sangat terang dan berulang, tetapi tidak teratur. Sinyal ini bisa muncul beberapa kali dalam sehari, atau menghilang selama berbulan-bulan.***