Menurut Embark, jika hal ini berkaitan dengan seruan aksi dalam game yang kontekstual, TTS memungkinkan pengembang untuk menyesuaikan suara yang tidak dapat kami gunakan, misalnya karena kecepatan implementasi.
Menurut banyak pihak, penggunaan AI di dalam game merupakan titik tekanan saat ini dalam industri video game. SAG-AFTR yang merupakan serikat aktor Amerika, menilai hal itu berpotensi menimbulkan serangan terhadap penerbit video game, dengan AI sebagai topik utamanya.
Meski demikian, SAG-AFTRA berharap artis-artis sungguhan yang bisa tetap mendapatkan perannya, sebagaimana yang diungkapkan kepala negosiator SAG-AFTRA, Duncan Crabtree-Irlandia.
“Para artis yang merekam suara dan penampilan yang menghidupkan karakter video game berhak mendapatkan kontrak yang mencerminkan nilai yang mereka bawa ke industri game bernilai miliaran dolar," kata dia.
“AI yang menangkap suara dan kinerja sudah menjadi salah satu penggunaan AI yang paling canggih: ancamannya sudah ada dan nyata. Tanpa perlindungan kontrak, para pengusaha meminta para artis untuk secara tidak sadar berpartisipasi dalam punahnya karya seni dan mata pencaharian mereka," tutupnya.***