Menurut penggugat, video game yang dimainkan anaknya telah menyebabkan beberapa cedera, termasuk nyeri fisik di tangan, siku, dan bahu, berkurangnya interaksi sosial, penurunan nilai dan ketidakmampuan untuk bersekolah, hingga depresi.
Bahkan, ketagihan bermain game juga disebut-sebut sebagai penyebab kurangnya minat pada olahraga atau hobi lain, kehilangan dan/atau kurangnya teman di sekolah, gejala penarikan diri seperti kemarahan, kemarahan, ledakan fisik, rasa sakit dan penderitaan, penderitaan mental serta tekanan emosional.
Dari segi materi, penggugat mengklaim selalu menghabiskan uang senilai $350 sebulan untuk bermain game.
Baca Juga: Fakta-fakta Menarik The Legend of Zelda yang Segera Dibikin Film Live Action
“Sebagai seorang ibu, saya tahu saya harus melakukan sesuatu untuk memastikan mereka tidak merusak kesejahteraan dan masa depan anak-anak kami," kata dia sebagaimana dikutip dari Dexerto.
Sejauh ini, kecanduan video game dianggap menjadi suatu hal yang nyata, dan segala upaya untuk mengekangnya (terutama dalam judul yang ditujukan untuk anak-anak) harus didorong.***