LABVIRAL.COM - Motor memang menjadi kendaraan yang paling umum digunakan oleh masyarakat, mengingat penggunaannya yang praktis dan cocok di ibu kota yang penuh dengan kepadatan lalu lintasnya.
Bermotor tentu saja harus dengan etika, yaitu mematuhi setiap peraturan yang ada dan taat akan semua persyaratan bermotor. Berbicara etika bermotor, tahukah kamu bahwa etika bermotor tidak hanya ditunjukkan kepada pengendaranya saja, namun etika bermotor juga ditunjukkan kepada penumpang yang digonceng motor tersebut.
Lalu apa saja etika berboncengan yang aman dan baik, yang harus diperhatikan oleh seseorang yang berada di jok belakang motor? Berikut Labviral.com, jelaskan etika berboncengan yang baik dan benar, demi keamanan perjalanan.
Baca Juga: Daftar Harga Motor Matic Lengkap Segala Merk, Modal Bonceng Ayang
Kenakan alat safety riding
Saat bermotor, baik pengendara maupun yang dibonceng, keduanya sama-sama wajib mengenakan peralatan safety riding. Perlu diingat bahwa keselamatan saat bermotor bukan diperuntukkan untuk si pengendara saja, tetapi untuk siapa saja yang berada di motor tersebut. Jadi untuk peralatan safety riding, harus dikenakan oleh pengendara maupun penumpang.
Perhatikan tekanan angin
Pada bagian ini, jarang sekali pengendara motor memperhatikannya. Padahal, yang sebenarnya sebelum membonceng seseorang dengan motor, ada baiknya perhatikan terlebih dahulu tekanan angin ban.
Pastikan tekanan angin pas, tidak kekurangan. Sebab jika berboncengan dengan motor dan tekanan angin dalam kondisi kurang, maka motor akan cepat boros.
Baca Juga: Daftar Harga Motor Sport dari 29 Jutaan, Biar Berasa Makin Ganteng Bonceng Ayang
Pastikan titik berat seirama
Berboncengan dengan motor harus dapat menyeimbangkan irama, antara pengendara dan yang dibonceng. Pengendara sepeda motor harus dapat mengatur pergerakan titik berat agar seirama dengan pergerakan motor. Jangan sampai saat menikung ke kiri, pengemudi malah miring ke kanan.
Penumpang duduk hadap ke depan
Untuk lebih searah dan mudah, sebaiknya seseorang yang dibonceng menghadap ke depan, searah dengan orang yang mengendarai sepeda motor tersebut. Pembonceng juga dapat berpegang di pinggang pengendara, bukan berpegangan pada behel motor. Ini bertujuan agar bisa menjaga keseimbangan motor ketika melakukan manuver atau saat berjalan menikung.
Perhatikan posisi lutut yang dibonceng
Untuk lebih mudah dan searah, sebaiknya sebagai orang yang dibonceng, kamu memposisikan lutut ke arah dalam motor, sehingga memudahkan yang dibonceng mengikuti arus pengendara dan terhindar dari oleng.
Perhatikan busana yang dibonceng
Jika yang dibonceng seorang wanita, jika menggunakan rok atau baju gamis sebaiknya perhatikan terlebih dahulu sebelum perjalanan dimulai. Apakah posisi busana yang digunakan sudah benar-benar tidak mengganggu bagian belakang. Selain itu, sebaiknya melipat baju dan rok yang dikenakan; jangan sampai bergelayutan karena hal tersebut berbahaya, khususnya untuk yang dibonceng. Karena bisa saja jika busana yang digunakan bergelayut, dapat masuk ke jari-jari ataupun rantai motor.
Nah, itu dia etika berboncengan yang harus dipahami. Demi keselamatan bermotor, sebaiknya patuhi setiap peraturan tang telah ditetapkan. Semoga bermanfaat.