LABVIRAL.COM - Tren motor trail di Indonesia memang beberapa tahun terakhir sedang meningkat drastis, hal ini terbukti dengan meningkatnya penjualan motor-motor trail dari berbagai merek.
Nah merek yang paling banyak memproduksi motor jenis trail di Indonesia ini adalah Kawasaki, pabrikan asal Jepang sama seperti rivalnya, Honda, Yamaha dan Suzuki.
Sepeda motor jenis ini banyak dipilih oleh para konsumennya karena memiliki kemampuan yang mumpuni di segala jenis medan. Selain cocok digunakan untuk offroad, motor jenis ini juga cocok untuk on-road.
Kawasaki sendiri, saat ini sudah mengeluarkan begitu banyak motor trail di Indonesia sejak tahun 2009 dengan produk pertamanya di segmen offroad dengan mesin berkapasitas 150cc.
Awal mula motor off-road yang Kawasaki hadirkan di Indonesia adalah Kawasaki KLX Series yang bertahan hingga 2 dekade ini. Kawasaki KLX Series ini sudah sangat berkembang dengan hadirnya varian standar untuk penggunaan harian (on road), varian off road untuk jalur ekstrim, hingga varian supermoto.
Baca Juga: Kawasaki ZX-25R dan ZX-6R, Motor Sport Fairing Kawasaki yang Kembar Tapi Beda!
Untuk varian supermoto dari Kawasaki sendiri ada produknya yang bernama Kawasaki KLX230 SM yang memang sudah dirancang memiliki performa tinggi, tetapi memiliki bobot yang ringan sehingga mudah untuk bermanuver dan cocok untuk penggunaan sehari-hari.
Kawasaki KLX 230 ini memiliki bentuk bodi ramping yang khas seperti motor trail. Bodinya full hitam dengan grafis emas, yang juga jadi warna suspensi serta pelek aluminiumnya. Sedangkan pada bagian penerangannya menggunakan lampu LED yang sudah modern.
Untuk bagian suspensi depannya menggunakan model upside down (USD) 37 mm dan belakangnya monosok Unitrack dengan setelan preload. Secara keseluruhan bobot Kawasaki KLX230 SM hanya 137 kg, terhitung ringan karena setara motor sport naked 150 cc.
Sementara itu, pada bagian dapur pacunya dibekali dengan mesin berkapasitas 233cc, single silinder, SOHC, Injeksi. Mesin tersebut sanggup menghasilkan tenaga hingga 18,7 dk pada 7.600 rpm dan torsi 19,8 Nm pada 6.100 rpm yang disalurkan menggunakan transmisi manual 6-percepatan.
Kawasaki KLX 230 SM sudah dilengkapi dengan cakram wave berdiameter 300 mm semi-floating dengan kaliper double piston.
Baca Juga: Suzuki Hayabusa vs Kawasaki Ninja H2R, Mana yang Lebih Kencang?
Kawasaki KLX 230 SM ditawarkan dalam dua varian, yakni varian standar yang dibandrol dengan harga Rp 54,9 juta dan Spesial Edition (SE) yang dibandrol dengan harga Rp 56, 7 juta. Perbedaanya, terdapat tambahan aksesori berupa handguard dan engine guard pada varian Special Edition (SE).
Untuk varian supermoto lain dari Kawasaki adalah Kawasaki D-Tracker 150. Motor satu ini merupakan versi lain dari Kawasaki KLX 150 yang merupakan versi trail. Jadi, jangan heran jika kedua motor ini memiliki tampilan yang sangat mirip.
Dari segi desain dan bentuk, Kawasaki D-Tracker tak jauh beda dengan Kawasaki KLX230 SM , mulai dari batok lampu depan, spakbor depan, bodi, dan shroud tangki hingga buritannya.
Perbedaannya hanya terletak dari ornamen seperti, bentuk kaca spion, lekukan pada ujung spakbor depan, warna bokik mesin, kapasitas mesin, dan warna pada tabung sok depan.
Baca Juga: Kawasaki ZX-25R dan ZX-6R, Motor Sport Fairing Kawasaki yang Kembar Tapi Beda!
Suspensi depan Kawasaki D-Tracker 150 sudah menggunakan USD yang berdiameter 35mm sedikit lebih kecil dari Kawasaki KLX230 SM. Suspensi belakang menggunakan single-reas yang dapat disesuaikan dengan lima setelan.
Untuk mesinnya sendiri, Kawasaki D-Tracker 150 masih menggunakan mesin berkapasitas 144cc, 4-tak, SOHC, 2 katup, berpendingin udara. Sedangkan pada sistem pengabutan bahan bakarnya masih menggunakan karburator, masih sama seperti sejak pertama kali motor ini diperkenalkan.
Mesin Kawasaki D-Tracker 150 ini mampu menghasilkan tenaga 11,8 dk/8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm/6.500 rpm. Dengan mesin tersebut, motor ini sanggup melaju dengan kecepatan tertinggi mencapai 110 km/jam.
Sedangkan untuk harganya, Kawasaki D-Tracker 150 ini dibanderol dengan harga Rp 35,5 juta OTR Jakarta.
