Ilmuwan ITB Bergabung dengan Tim Penelitian Kepunahan Reptil

Yusuf Tirtayasa
Rabu 05 April 2023, 22:40 WIB
Reptil Australia, kadal Varanus mitchelli, menghadapi ancaman dari spesies invasif dan perubahan iklim (Sumber : ITB)

Reptil Australia, kadal Varanus mitchelli, menghadapi ancaman dari spesies invasif dan perubahan iklim (Sumber : ITB)

LABVIRAL.COM - Prof Djoko T. Iskandar, Ilmuwan Herpetologi terkemuka dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung, bergabung dengan tim ilmuwan dunia yang mempelajari kepunahan reptil.

Studi tentang reptil ini dilakukan untuk mengungkap perlunya dilakukan upaya konservasi tetrapoda kepada reptil secara menyeluruh. Tidak hanya fokus pada konservasi reptil, namun upaya konservasi seluruh kelas tetrapoda  akan memberikan dampak positif yang lebih signifikan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa skenario ini efektif untuk mengatasi ancaman kepunahan. Laporan lengkap dari penelitian yang dilakukan oleh tim tersebut telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature, berjudul 'A global reptile assessment highlights shared conservation needs of tetrapods.'

Seperti yang diketahui, tetrapoda adalah klasifikasi superclass dari hewan vertebrata yang mencangkup kelas Amfibi, Reptilia, Aves (burung), dan Mamalia. Analisis risiko kepunahan untuk amfibi, burung, dan mamalia yang telah dilakukan sebelumnya dinilai cukup komprehensif, namun hal yang sama tidak bisa dikatakan untuk reptil.

Baca Juga: Ilmuwan Bilang, Mobil Listrik Bukan Solusi Atasi Emisi

Reptil adalah golongan vertebrata yang memiliki karakteristik seperti bernapas di udara, memiliki sistem fertilisasi internal, perkembangan janin di air ketuban (amniotic development), dan memiliki sisik epidermal yang melapisi seluruh bagian tubuh. Sejauh ini terdapat 10,196 spesies reptil yang teridentifikasi.

“Di sini kami menyediakan analisis risiko kepunahan yang komprehensif untuk reptil, menimbang kurangnya usaha penelitian global mengenai reptil dari sudut pandang usaha konservasi," ujar Penulis pertama dalam studi, Neil Cox dari Biodiversity Assessment Unit IUCN melansir laman resmi ITB.

Faktor-faktor utama yang mengancam reptil dan juga tetrapoda lainnya meliputi agrikultur, penebangan, perkembangan area urban, dan spesies invasif. Jika dibandingkan dengan tetrapoda lainnya, reptil memiliki keanekaragaman yang tinggi di daerah kering dan di beberapa pulau atau kepulauan (seperti Antilles, Kaledonia Baru, dan Selandia Baru). 

Maka, para ilmuwan menyimpulkan jika reptil memerlukan strategi konservasi dan prioritas geografik yang berbeda.

Penelitian yang melibatkan 52 institusi dari berbagai penjuru dunia ini melakukan penilaian terhadap hasil penelitian komprehensif yang dilakukan oleh Red List untuk reptil dan menguraikan implikasinya terhadap kebutuhan konservasi reptil.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini