Biasanya, pengereman akan berkurang sehingga ini membutuhkan tekanan yang lebih untuk bisa melakukannya. Yang lebih parah lagi, bisa terjadi delay, sehingga pada saat pedal rem diinjak, akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa bekerja menyentuh tromol. Ini tentu saja akan berdampak sangat berbahaya. Bisa blong!
Baca Juga: 4 Tips Rawat Rem Cakram Saat Musim Hujan, Jenis Minyak Remnya Ngaruh Loh!
Perubahan titik didih
Minyak rem mobil dan kendaraan pada dasarnya bekerja sangat keras pada saat sedang digunakan. Minyak pada rem bisa mengalami pemanasan hingga mencapai titik 150 derajat Celcius. Suhu ini bisa terus meningkat hingga 180 derajat Celcius apabila sedang digunakan di dalam kecepatan tinggi. Pada jenis rem mobil yang modern, minyak rem mempunyai titik rendah didih antara 200-250 derajat Celcius.
Minyak pada rem mempunyai sifat higroskopis yang mana bisa menyerap kelembaban. Minyak rem yang sudah berusia lebih dari satu tahun biasanya mempunyai kandungan air sebanyak 3%. Ini bisa menurunkan derajat titik didih mulai dari 30-45 derajat Celcius. Ini menyebabkan kualitas dari minyak pada rem menjadi semakin memburuk.
Baca Juga: Ini Peran Penting Minyak Rem, Pahami Waktu yang Tepat untuk Menggantinya
Untuk mencegahnya sebaiknya Kamu mengganti minyak rem paling lama 2 tahun sekali. Akan lebih bagus lagi apabila kamu menggantinya setahun sekali atau setiap menempuh jarak 40 ribu kilometer.
Kamu juga tak boleh mencampurkan minyak khusus rem dengan berbagai merek yang berbeda-beda, karena setiap minyak memiliki titik didih yang berbeda-beda pula. Jika berbeda, akan membuat pengereman menjadi kurang stabil. Kamu juga harus memperhatikan bagaimana spesifikasi dari DOT yang terdapat di dalam minyak rem.
Kualitas dari minyak rem ini harus dipastikan dalam kondisi optimal, sehingga proses pengeraman yang dilakukan oleh kendaraan menjadi lebih efektif. Selain itu, juga akan memberikan keamanan dalam berkendara.***