Apa Dampak Jika Mata Uang Kian Melemah? Simak Penjelasan Berikut!

Dian Eko Prasetio
Kamis 16 Maret 2023, 16:05 WIB
Illustrasi Rupiah (Sumber : Pixabay)

Illustrasi Rupiah (Sumber : Pixabay)

Bila pelamahan rupiah terus berlanjut volume ekspor memang akan meningkat. Ini khusus untuk ekspor komoditas mentah yang selama ini menjadi komoditas utama ekspor Indonesia.

Sebab makin rupiah melemah, maka harga barang-barang ekspor Indonesia dari komoditas mentah itu atau produk lainnya yang tidak bergantung impor akan lebih murah dibanding negara lain.

Harga minyak sawit mentah (CPO) Indonesia 1 barel misalnya USD50 atau Rp500.000 dengan kurs USD1 adalah Rp10.000. Nah, bila rupiah melemah ke Rp15.000 per USD saja, maka harga CPO Indonesia menjadi Rp750.000 per barel.

Jika harga jual tersebut tetap sama –dan mestinya sama karena tak perlu bahan baku impor- maka 1 barel CPO di luar negeri sana menjadi hanya USD25 saja.

Baca Juga: 3 Pahala Membaca Surah Al-Waqiah pada Malam Jumat, Bisa Bikin Rezeki Lancar

Ini akan menguntungkan importir di luar negeri sana karena mendapatkan barang yang sama dengan harga murah, sekaligus menguntungkan juga para eksportir Indonesia karena ada permintaan yang banyak atau volume ekspornya meningkat.

Namun, di sisi lain, juga bisa mengancam neraca perdagangan Indonesia karena seperti uraian di atas, bahwa pelemahan rupiah tidak menguntungkan bagi eksportir atau produsen yang mengandalkan bahan baku atau penolong dari impor.

Sebab, biaya produksinya makin tinggi dan harga jual produknya mau tidak mau makin mahal. Kalau sudah demikian, maka eksportir yang memproduksi barang-barang manufaktur berkebutuhan impor tinggi akan makin tidak kompetitif.

Di sisi lain, mahalnya barang impor menyebabkan industri manufaktur akan makin sulit berkembang. Maka, ekspor manufaktur Indonesia bisa berpotensi mengalami kontraksi.

Baca Juga: Kapan Tidak Boleh Minum Kopi? Kenali 3 Waktu Terlarang Beserta Efek Sampingnya

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini