LABVIRAL.COM - Faktanya, bisnis makanan sehat muncul dan berkembang karena ada perubahan pola hidup di masyarakat.
Maka dari itu, jika kamu sedang atau tengah menjalankan sebuah bisnis katering atau makanan sehat, ada baiknya kamu mengetahui juga hal-hal apa saja yang perlu kamu pelajari terus secara berkala.
Lantas, apa saja hal yang harus terus dipelajari tersebut?
Sebagai seorang pemilik bisnis, tentu kamu harus selalu up to date dengan perkembangan informasi, terutama yang menyangkut bidang bisnis makanan sehat.
Nah, berikut adalah beberapa hal atau topik yang mungkin kamu perlu pelajari dan update secara konsisten, agar memudahkanmu dalam mengembangkan bisnis makanan sehat ini. Silakan disimak!
Baca Juga: Mau Pensiun di Bawah Usia 40 Tahun? Ikuti Strategi Berikut
1. Kebutuhan Gizi Terkini
Pertama, pemilik bisnis makanan sehat harus terus belajar tentang keseimbangan gizi yang disarankan.
Meskipun kebutuhan kadar gizi memang relatif tidak banyak berubah, namun juga bukan berarti benar-benar statis.
Kebutuhan kadar gula harian menurut American Heart Association (AHA) untuk pria dewasa adalah maksimal 36 gram atau 9 sendok teh, sedangkan untuk wanita dewasa adalah 24 gram atau 6 sendok teh.
Angka kebutuhan ini juga berbeda untuk anak dan remaja, tergantung usianya. Namun, kamu tentu tidak hanya mengacu pada standar ini, kamu perlu jeli melihat dan menyikapi perubahan yang terjadi di tengah masyarakat.
Misalnya, saat ini konsumsi gula sedang ramai orang perbincangkan, karena ada kekhawatiran mengenai potensi munculnya generasi yang rentan diabetes di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, kamu dapat menciptakan dan mempopulerkan produk less sugar dan no sugar.
Baca Juga: Jangan Asal Palak! Begini Etika yang Baik Meminjam Uang ke Bestie
2. Ragam Bahan Baku Makanan
Hal kedua yang perlu kamu terus pelajari di bisnis makanan sehat adalah ragam bahan baku makanan.
Jadi, bahan dasar masakan memang sebenarnya itu-itu saja. Namun, beragam jenis bahan baku ini menjadi populer secara bergantian.
Bahan baku nasi putih adalah jenis yang akan selalu diminati. Selain itu, kamu mungkin juga mengingat ketika nasi merah mulai populer dengan kandungan serat yang lebih tinggi. Setelah itu, muncul nasi atau beras hitam.
Sedangkan saat ini, Dinas Ketahanan Pangan mulai berusaha mempromosikan Bahan Pangan Lokal melalui beberapa media, seperti billboard dan press release.
Maka, bukan tidak mungkin ke depannya minat masyarakat terhadap bahan baku makanan akan mengalami perubahan.
Sebagai pemilik bisnis makanan sehat, kamu perlu terus belajar atau update tentang hal ini.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Rencana Bisnis Hampers
3. Perubahan Proses Produksi
Berikutnya adalah tentang perubahan proses produksi, yang terus mengalami perubahan dan perkembangan. Dulu, kesan makanan sehat melekat pada makanan yang dibuat dengan cara dikukus atau direbus.
Namun, saat ini zaman telah banyak berkembang. Belakang, makanan yang melalui proses digoreng pun dapat kamu kategorikan sehat, karena adanya teknologi air fryer.
Namun, munculnya teknologi ini juga bukan tanpa isu negatif. Mesin penggorengan tanpa minyak ini sempat diberitakan dapat memicu kanker, karena kandungan logam tertentu pada mesin.
Tetapi, isu ini telah berlalu karena adanya modifikasi yang terus-menerus dilakukan pada teknologi.
Mencermati dinamika proses produksi makanan sehat, sebagai pemilik bisnis, kamu harus terus belajar karena demand masyarakat juga tentu berubah seiring dengan perkembangan ini.
Baca Juga: Ayo Buktikan! 5 Makanan Ini Dapat Sehatkan Kuku
4. Ide Menu Baru
Hal berikutnya yang harus terus kamu pelajari dan update adalah tentang ragam menu bisnis makanan sehat yang baru.
Kamu tentu sepakat, bahwa penting untuk terus berinovasi tentang menu makanan sehat, untuk mencegah munculnya rasa bosan pada konsumen.
Karena, bukan tidak mungkin para konsumen perlahan merasa jenuh bosan, jika makanan sehat yang kamu sajikan hanya itu-itu saja.
Terutama juga karena bisnis makanan sehat yang sukses saat ini adalah yang sehat, sekaligus juga yang enak.
Cara untuk terus menemukan ide menu baru misalnya dapat kamu lakukan dengan banyak mencari referensi di YouTube, maupun di situs Cookpad.
Baca Juga: 8 Cara Mengatur Keuangan untuk Bisnis Kulinermu Biar Makin Cuan
5. Komunikasi ke Konsumen
Selanjutnya adalah tentang bagaimana kamu berkomunikasi dengan para konsumenmu.
Perkembangan teknologi memang telah banyak mengubah pola dan media untuk berkomunikasi. Beberapa tahun yang lalu, kita menerima lembaran brosur, lalu memesan makanan melalui telepon.
Hal tersebut sudah sangat jarang terjadi pada saat ini. Informasi umum saat ini biasanya disampaikan via media sosial dan website.
Konsumen kemudian dapat melakukan pemesanan melalui layanan chat WhatsApp, maupun aplikasi lainnya yang disediakan penyedia jasa.
Maka, bukan tidak mungkin ke depannya akan terus terjadi perubahan dalam pola dan media komunikasi antara pengelola bisnis dengan konsumen.
Baca Juga: Kesukaannya dengan Kue dan Roti Bawa Prilly Latuconsina Bangun Bisnis Kuliner Bernuansa Paris
6. Influencer Marketing
Masih berkaitan dengan komunikasi, sebagai pemilik bisnis makanan sehat, hal terakhir yang mungkin kamu bisa terus pelajari adalah tentang siapa influencer yang sedang trending.
Dengan terus mengikuti tentang hal ini, setidaknya ada dua hal yang dapat kamu lakukan.
Pertama, influencer dapat mengubah atau mengarahkan demand masyarakat. Kamu dapat menyusun menu dari apa yang para influencer sampaikan, dan menarik minat masyarakat.
Kedua, kamu dapat bekerja sama dengan influencer untuk melancarkan strategi digital marketing. Para pengikut kanal kesehatan para influencer dapat menjadi target pasar bisnis milikmu.
Namun, perlu kamu ingat jika kamu berniat untuk menjalin kerja sama, influencer biasanya mematok harga jasa endorse yang berbeda-beda, tergantung jumlah pengikut mereka.
Untuk level mikro influencer, kisaran biayanya adalah mulai dari Rp900 ribu sampai Rp1,5 juta per unggahan konten.