Siapa Wali Songo? Kenali Nama Lengkap, Strategi Dakwah dan Wilayah Penyebaran Agama Islam di Jawa

Sunardi
Minggu 06 Agustus 2023, 16:21 WIB
Ilustrasi wajah para Wali Songo. (Sumber : kibrispdr.org)

Ilustrasi wajah para Wali Songo. (Sumber : kibrispdr.org)

LABVIRAL.COM - Salah satu penyebar agama Islam di tanah Jawa yakni Wali Songo. Peran mereka dalam menyebarkan pengaruh Islam sangatlah kuat dan mampu diterima dengan mudah oleh masyarakat.

Keberadaan Wali Songo sendiri muncul pada abad ke-14 sampai 15. Sembilan orang yang sohor menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa disebut sebagai Wali Songo. Mereka tinggal di beberapa tempat penting di sekitar pantai utara Jawa.

Strategi dakwah yang digunakan Wali Songo sangat berbeda, tergantung pada wilayah dan situasi masyarakatnya. Sebagian besar penyebar Islam ini beradaptasi dengan mudah agar agama mereka diterima.

Baca Juga: Mengenal Gerakan Pemuda Hijrah, Ruang Dakwah Gagasan Ustadz Hanan Attaki

Baca Juga: Sejarah Ketupat, Makanan Khas Lebaran yang Menjadi Media Dakwah Sunan Kalijaga

Lalu, siapa saja mereka yang menjadi Wali Songo itu? Yuk, simak ulasan berikut ini.

1. Sunan Gresik

Wali Songo pertama yang menyebarkan agama Islam di Jawa yakni Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim. Ia merupakan sosok pertama yang datang ke desa Sembolo (sekarang desa Laren) di kecamatan Manyar, Gresik.

Dia menggunakan pendekatan perdagangan sebagai dasar dakwahnya. Sunan Gresik kemudian bersahabat dengan penguasa dan mendirikan masjid dan pesantren untuk menyebarkan Islam. Keberadaan Sunan Gresik ini diperdebatkan. Selama ini, ada perbedaan pendapat antara masyarakat dan kenyataan sejarah.

2. Sunan Ampel

Wali Songo kedua yang menyebarkan agama Islam yakni Sunan Ampel yang memiliki nama Raden Rahmat.

Pada tahun 1401, Sunan Ampel lahir. Dia berdakwah di sekitar Surabaya dan memiliki pesantren Ampeldenta di wilayah Denta, Surabaya.

Mengajar para dai atau juru dakwah adalah strategi dakwahnya yang terkenal. Dia kemudian menikahkan banyak juru dakwah dengan putra-putri penguasa Majapahit yang bawahan.

3. Sunan Kudus

Sunan Kudus bernama Ja'far Shadiq. Ia adalah seorang kelahiran tahun 1400. Sesuai nama Sunan Kudus, dakwah penyebaran agama Islam yang dilakukannya berada di Kudus, Tengah.

Sunan Kudus terkenal sangat tegas dalam menegakkan hukum Islam. Ia adalah eksekutor Ki Ageng Pengging dan Syaikh Siti Jenar di masanya.

Dengan mendekati masyarakat melalui kebutuhan mereka, Sunan Kudus menggunakan pendekatan dakwah untuk menyebarkan Islam. Ia mengajarkan teknik pertukangan, membuat emas, membuat keris pusaka, dan keterampilan lainnya.

4. Sunan Giri

Wali Songo beriktunya yakni Sunan Giri yang memiliki nama asli Muhammad Ainul Yakin. Lahir pada tahun 1442, Sunan Giri lahir dari orang tuanya yang bernama Syaikh Maulana Ishaq bersama Dewi Sekardadu.

Pada abad ke-14 itulah Sunan Giri bersama dengan munculnya Kesultanan Demak dan menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit, jadi salah seorang ulama Wali Songo, yang merupakan majelis penyebar dakwah Islam pertama di Jawa dalam sejarah Indonesia atau Nusantara.

Sunan Giri merupakan raja dan guru suci yang memiliki peran besar dalam menyebarkan dakwah di Nusantara. Memanfaatkan kekuasaan, bisnis, dan pendidikan adalah strategi dakwahnya yang terkenal.

Pengaruh Sunan Giri mencapai daerah Banjar, Martapura, Pasir, Kutai, hingga Nusa Tenggara dan Maluku melalui dakwahnya.

Baca Juga: Respon Artis Soal Raffi Ahmad Berikan Motor Vespa untuk Dakwah Kepada Abidzar

Baca Juga: Profil PKS, Betah Pakai Nomor Urut 8 di Pemilu 2024, Terbentuk dari Gerakan Dakwah

5. Sunan Gunung Jati

Wali Songo berikutnya adalah Sunan Gunung Jati. Ia memiliki nama asli Syarif Hidayatullah yang lair di Kairo, Mesir, pada tahun 1448.

Ia adalah putra Sultan Hud di Mesir dan pernah menjadi pangeran untuk penerus raja Mesir, menggantikan ayahnya. Namun, ia menolak dan pergi bersama ibunya ke Jawa untuk menyebarkan Islam.

Strategi dakwah Sunan Gunung Jati adalah dengan memperkuat kedudukan politik. Untuk memudahkan dakwahnya, ia berkolaborasi dengan tokoh-tokoh penting di Cirebon, Banten, dan Demak.

6. Sunan Kalijaga

Sosok Wali Songo yang turut menyebarkan Islam di Jawa yakni Sunan Kalijaga. Ia memiliki nama asli Raden Said yang lahir di Tuban pada tahun 1450. Selain itu, ia adalah seorang putra dari Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban.

Raden Said jadi salah satu Wali Songo yang paling dikenal karena pengaruh dan dakwahnya di tanah Jawa. Sejarah hidupnya tidak semulus yang dibayangkan. Ia adalah bromocorah, atau penjahat, sebelum menjadi pendakwah.

Kehidupan Sunan Kalijaga berlangsung selama berbagai periode kerajaan Jawa. Sejak akhir Kerajaan Majapahit, Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, dan awal Kesultanan Mataram Islam, ia mengalami banyak perubahan.

Dakwah Sunan Kalijaga menjadi terkenal melalui seni dan budaya. Ia pandai mendalang dan membuat wayang dan lakon carangan.

7. Sunan Muria

Wali Songo berikutnya yakni Sunan Muria atau yang memiliki nama asli Raden Umar Said atau Raden Said. Ia adalah Wali Songo yang lahir pada tahun 1450 dan dianggap sebagai sunan termuda di antara Wali Songo lainnya.

Dalam hal menyebarkan dakwa agama Islam, Sunan Muria melestarikan seni musik gamelan dan boneka. Sarana dakwah itu pun menciptakan beberapa lagu dan tembang yang bisa mempraktikan ajaran-ajaran Islam.

Baca Juga: Punya Popularitas, Beberapa Artis Ini Memilih Jalan Menjadi Pendakwah

Baca Juga: 6 Artis Pria yang Hijrah Menjadi Pendakwah, Rajin Sebarkan Ajaran Islam

8. Sunan Bonang

Wali Songo berikutnya yakni Sunan Bonang atau yang memiliki nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Ia adalah seorang anak dari pasangan Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila.

Sunan Bonang dikenal sangat mahir dalam berbagai bidang, termasuk fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, dan arsitektur.

Dia berdakwah di Kediri. Di sana, ia mengajarkan Islam melalui wayang, tembang, dan sastra sufistik. Suluk Wujil adalah karya terkenal yang digubah oleh Sunan Bonang.

9. Sunan Drajat

Wali Songo yang terakhir yakni Sunan Drajat atau yang memiliki nama asli Raden Qasim atau Syarifuddin. Ia lahir pada tahun 1470 dan merupakan anak bungsu dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila.

Di Paciran, Lamongan, dia mendakwahkan pendidikan akhlak kepada masyarakat sekitar. Sunan Drajat mengajarkan masyarakat Paciran untuk memperhatikan kaum fakir miskin. Ia menjaga kesejahteraan masyarakat. Sunan Drajat juga mengajarkan cara membuat rumah dan tandu.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini