LABVIRAL.COM - Orang yang pernah melakukan pengkhianatan terhadap pasangan seperti selingkuh, memang sering diidentikkan dengan hal yang negatif.
Sebagian orang memercayai bahwa orang yang pernah berselingkuh biasanya cenderung mengulangi kebiasaannya dan sulit untuk berubah.
Dikutip dari laman Psych Central, lebih dari 40 persen pasangan yang sudah menikah pernah terdampak oleh perselingkuhan, meski diakibatkan oleh micro cheating.
Baca Juga: Hukum Kencing dengan Berdiri Terutama Bagi Kaum Laki-laki
Sejumlah ahli di bidang psikologi menyebut selingkuh adalah sebuah perilaku yang cukup rumit dan dipengaruhi dengan berbagai alasan yang kompleks. Menariknya, penelitian bahkan telah mengonfirmasi bahwa kebiasaan selingkuh seseorang merupakan warisan genetik alias dipengaruhi oleh faktor gen.
Mungkin banyak orang bertanya, apakah selingkuh dapat dikategorikan sebagai gangguan mental?
Menurut laman Very Well Health, rupanya selingkuh masuk ke dalam kategori tersebut. Hal itu merujuk pada faktor risiko penyebab orang selingkuh yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Berikut sejumlah alasan selingkuh termasuk gangguan mental.
Baca Juga: Lima Efek Kerugian yang Bakal Dialami Pelaku Perselingkuhan
Akibat pengalaman masa kecil
Beberapa penyebab selingkuh akibat pengalaman masa kecil adalah trauma di masa kanak-kanak. Dalam hal ini, anak-anak yang memiliki riwayat trauma pada masa kecilnya seperti pelecehan, pengabaian secara fisik dan emosional, dikaitkan risiko tinggi orang tersebut akan selingkuh pada saat dewasa.