Sebuah studi di tahun 2015, juga menemukan fakta bahwa anak-anak yang mengalami dan melihat kasus perselingkuhan dari orangtuanya juga memiliki risiko yang sama.
Baca Juga: Ragam Pendapat 3 Mazhab tentang Gerakan yang Membatalkan Sholat
Gangguan mental
Beberapa penyakit mental seperti gangguan bipolar dikaitkan sebagai faktor risiko perselingkuhan di dalam pernikahan. Selain itu, ada perilaku yang menyatakan bahwa "Sekali selingkuh maka, akan selingkuh terus menerus," ternyata itu bukanlah sebuah anggapan semata.
Pada sebuah studi di tahun 2017 menunjukkan bahwa mereka yang terlibat dalam perselingkuhan, kemungkinan untuk selingkuh lagi tiga kali lebih tinggi untuk mengulangi perilaku yang sama.
Baca Juga: Jadwal Imsak Karimun 2023, Lengkap Jadwal Buka Puasa dan Waktu Sholat Karimun Ramadhan 2023
Hal ini erat kaitannya dengan masalah psikologis atau gangguan mental seperti narsisme. Pada gangguan tersebut, perselingkuhan didorong oleh rasa ego dan perasaan harus dikagumi.
Selain mementingkan diri sendiri, pengidap gangguan ini seringkali tidak memiliki empati, sehingga tidak menghargai kehadiran pasangan dan dampak dari tindakannya terhadap sebuah hubungan.