"Saya menghina presiden, bukan Jokowi-nya. Itu bedanya. Jadi mesti bedain, presiden itu adalah fungsi, dia tidak permanen, setiap lima tahun kita pilih"
"Sesuatu yang kita pilih tidak mungkin kita beri martabat, karena martabat itu hanya melekat pada manusia yang autentik, bukan pada jabatan publik"
Perkataan "bajingan tolol" disampaikan dalam konteks mengkritik proyek IKN. Rocky bilang, proyek IKN keputusan politiknya dibuat sebelum ada analisis dampak lingkungan (Amdal) atas proyek pembangunan ibu kota di Kalimantan Timur tersebut
"Kalau pintar amdal dulu, baru keputusan politik. Semua yang saya terangkan itu ada basis akademisnya, lalu kenapa marah ke saya"
"Jadi, kalau ada yang baper (bawa perasaan), silakan baper. Saya anggap itu hak konstitusional saya untuk mengucapkan perbedaan"
Tentang kata "bajingan tolol", Rocky mengatakan
"Kata bajingan itu kalau dimasukkan ke dalam etnolingiustik itu, itu istilah yang bagus sebetulnya, istilah yang memperlihatkan ada keakraban. Saya ucapin aja tuh, memang bajingan Presiden Jokowi. Di dalam dalil itu suasanya debat politik, bukan saya menghina dia sebagai kepala keluarga"